Balada Sinyal di Tambora

Mata kami saling bertemu. Kami bersitatap. Hanya beberapa jenak namun rasanya berbilang tahun. Saya pun tercekat. Sepertinya momok yang menjadi musu...

Pinggan

Sebagaimana tradisi lama, masyarakat pedesaan terbiasa memiliki peralatan makan dan memasak lebih banyak dari jumlah anggota keluarga inti. Hal ini...

Berbeda

Mudah saja bagi kita bicara keragaman, toh sejak lahir hidup kita sudah warna-warni. Misalnya saya yang punya paman dari suku Batak, sepupu penganut...

Resonansi Penenun Indonesia

Pada suatu Ahad petang, sebundel kertas berjudul Menulis Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) dari Akon Labs sampai ke pegangan saya. Satu dari sekian b...

Memoles 'Mutiara' dari Halmahera

  (Tulisan ini saya buat ketika masih menjadi wartawan. Diterbitkan di Harian Republika, 20 Februari 2011.)  Tersebutlah desa bernama Pelita, di...

Anak-anak Tambora

Bangunan sekolah tiga lokal itu berdiri hening di antara kantor-kantor perangkat dusun yang terbengkalai. Riuhnya anak-anak bermain jadi satu-satuny...

Bukan 'Jika Aku Menjadi'

What you resist, persists -Anonim Tersebutlah sebuah dusun di kaki Gunung Tambora, Oi Marai namanya. Perkampungan transmigran itu berdiri sejak 20...

Berdamai dengan Gelap

Jika teman saya Anton si astrofisikawan cum jurnalis, ada di Dusun Oi Marai tempat saya bertugas, tentunya dia akan girang bukan kepalang. Setiap mala...

Puncak Kerinduan

Wings Air tipe ATR 72 menggeram pelan ketika mengambil ancang-ancang di landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Bali. Dalam satu lesatan, kedua baling-balin...