Ice Nopianti, gadis dusun pedalaman Jambi ini terbiasa berinteraksi dengan suku anak dalam. Ice lahir di desa Teluk Kuali dan menghabiskan masa SD di sana, lalu merantau ke kota Padangpanjang demi menuntut ilmu di Diniyah Puteri. Semasa kuliah Ice ikut penelitian “Transgender dan Transexual” di Bangkok dan Pattaya. Ia juga terlibat dalam perhelatan akbar Symphonesia, berupa konser musik, pameran, dan seminar yang bertemakan “A Challenge to Save Our Heritages”

Ice sering mengisi siaran di radio Swara dan menjadi pembawa acara protokoler mahasiswa. Hal itu membuatnya senang berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai background. Setelah lulus dari Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) dengan beasiswa dari Pertamina, Ice mulai mengajar Taman Kanak-kanak di Bandung. Ia juga pernah mengajar di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan menjadi asisten mata kuliah komunikasi lintas budaya di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Jambi.

Dengan bergabung bersama Indonesia Mengajar, Ice berharap bisa memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat agar bahu membahu memajukan pendidikan di daerah. Ia yakin, pengalamannya menjadi Pengajar Muda kelak akan ia bagikan ke anak-anak di pedalaman Jambi. Selama menjadi Pengajar Muda, Ice ditempatkan di SD Inpres Daepapan, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur untuk periode 2013-2014.