Korupsi, Koruptor, Politikus
Ice Nopianti 10 Februari 2014
“Ibu korupsi itu koruptor ko?” patrick bertanya penasaran.
“Patrick tahu kata koruptor dari mana?” aku mencoba memancing.
“Di TV koruptor masuk penjara ibu” dengan bangga patrick menjawab karena patrick salah satu dari dua murid yang di rumahnya ada TV.
“Iya benar Patrick, koruptor masuk penjara karena telah melakukan korupsi” aku menjelaskan sambil memperlihatkan poster ilustrasi tikus berdasi sedang berjalan menginjit membawa kopor uang.
“Jadi korupsi itu apa?” aku melirik ke anak-anak yang biasanya cepat daya tangkapnnya.
“Tikuuus” sebagian anak menjawab serentak. Hmm... aku berpikir keras, “Gambarnya memang tikus, tapi tikus ini sedang buat apa ya?” aku menunjuk poster tikus itu lagi.
“Mencuri Bu” syukurlah Intan menyebutkan jawaban yang aku maksud.
“Nah, mencuri uang milik rakyat disebut korupsi, orang yang melakukan pencurian itu disebut koruptor, dan koruptor akan mendapatkan hukuman yang berat, su mengerti?” aku menyenyumi anak-anakku yang masih kebingungan.
"Kenapa tikus bu?"
"Biasanya yang melakukan korupsi itu politikus yang jahat. Contohnya pejabat yang mencuri uang rakyat. Tapi hanya sedikit politikus yang jahat".
"Oooo... Pejabat yang jahat". Beberapa menganggukkan kepala.
" Makanya anak-anak kalau sudah besar, jadilah politikus yang baik, yang dicintai rakyat".
“Sekarang, ayo kita buat poster atau gambar tentang korupsi, mau?” kulirik Dicky yang jago melukis.
“Mauuu..” matanya terlihat berbinar, it’s show time. Biasanya Dicky melukis di jam-jam pelajaran. Ia juga sering menato teman-temannya.
Di hari anti korupsi ini, anak-anak kelas enam SDN Daepapan, Rote Selatan, Rote Ndao sepakat memperingatinya dengan melukis poster.
Satu harapan yang terselip dalam hatiku, jika kelak mereka mengelola uang rakyat mereka akan ingat poster yang mereka buat ini. Sebenarnya juga untuk mengingatkan diriku sendiri dan rekan-rekan guru.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda