Pemuda penyuka tantangan kelahiran Bandar Lampung ini biasa dipanggil Adit. Selama menjadi mahasiswa, ia pernah berpengalaman sebagai Menteri Hukum dan Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas dan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM KBM) di kampusnya. Di luar kampus, ia pun aktif sebagai pimpinan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) daerah Lampung dan menjadi  insiator gerakan antikorupsi kalangan pelajar di daerahnya.

Selain itu, selama kuliah di Pendidikan Fisika Universitas Lampung, ia membiayai sendiri kuliahnya dengan mengajar di beberapa lembaga pendidikan dan bekerja di sejumlah proyek penelitian sosial.
Pengalamannya menjadi aktivis kampus sembari bekerja pun memaksanya untuk belajar memahami berbagai permasalah bangsa ini. Alhasil dari sanalah ketergerakan hati untuk lebih berkontribusi aktif memajukan bangsa lewat pendidikan timbul.

Karena baginya, pendidikan adalah titik awal advokasi rakyat sesungguhnya. Ia menemukan kesempatan yang baik itu ada pada Gerakan Indonesia Mengajar. Ia pun memberanikan diri untuk bergabung dengan gerakan ini.

Tergabungnya ia sebagai Pengajar Muda angkatan 6 ini pun digunakannya untuk berusaha menuntaskan kewajibannya sebagai warga negara yaitu memenuhi janji kemerdekaan bangsa ini. Dengan menjadi Pengajar Muda, ia mencoba memanfaatkan dengan maksimal kesempatan memenuhi janji itu, membantu mencerdaskan kehidupan bangsa lewat mengajar di daerah terpencil. Selama satu tahun, ia menyumbangkan waktu mudanya  untuk menjadi Pengajar Muda di SD Kristen Wunlah, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.