"Bukan Aku yang Merubah, tapi Aku yang berubah"

ZihniIhkamuddin 27 Januari 2016

Yah itulah istilah mudah untuk mengungkapkan kondisiku saat ini, hidup di kampung orang, tidak ada sanak saudara. Namun, Disini Aku hidup tidak sebatangkara, hidup dengan keluarga baru dan lingkungan baru di ujung tanah air Indonesia. Diterima oleh warga, dipanggil "Mas"-sebutan akrab bagi semua orang jawa di tempat ini- adalah salah satu hal yang membuatku tenang di tempat ini, karena mereka telah menerimaku.

Sore itu, tepatnya setelah tidur siang, aku terbangun gara-gara sebuah petasan yang berbahan dasar spirtus, kaleng, dan macis. Yah hanya 3 benda itu namun menghasilkan suara keras dan sangat memekakkan telinga.

Teringat kata dosenku dulu tentang mata kuliah selam, "kalau mau turun menyelam pelajari dulu kondisi lingkungannya". ternyata istilah itu tidak hanya digunakan ketika ingin menyelam saja, sekarang Aku pun sedang belajar untuk mempelajari kondisi lingkungan tempat tinggalku sekarang.

Marah ?? iya pasti, kalau boleh berteriak aku pasti berteriak. Tapi sejenak aku berpikir, bukan itu penyelesaiannya, Aku baru 6 bulan disini, itu berarti aku masih harus mempelajari kondisi disini, Aku harus mencari jalan keluar lain supaya membuat result yang baik bagi mereka "pemain petasan" dan aku "sang guru jawa"

Berbagai upaya aku lakukan untuk mengatasi suara sakit itu di telinga ini, mulai dari menggunakan earphone sampai penutup telinga ala master-master penempak jitu telah dilakukan, tapi hasilnya ? NIHIL. Suara itu tetap lebih dahsyat karena Aku tidak tahu kapan meriam itu ditembakkan.

So, setelah berpikir kesana kemari akhirnya jalan yang aku pilih adalah pasrah. Aku menyerahkan diri untuk berbaur dengan para pemain petasan ini, dimanapun mereka ada, aku selalu mencoba mendatangi mereka. Apakah aku ikut bermain ? Oh iya, bahkan aku punya senjata sendiri, salah satu pemain ini berbaik hati membuatkanku, aku hanya menyerahkan 10 kaleng sarden dan aku mendapatkan meriam terbaik di kampung ini. Tidak percaya ? coba dengarkan sendiri :P

Bagaimana dengan telinga dan emosiku? Aman, ketika aku sedang berbaur dengan mereka, aku tau kapan mereka akan menembakkan meriam mereka masing-masing, ketika mereka sudah menyemprotkan spirtus kedalam kaleng dan bersiap untuk menembak, itulah saat aku dimana harus menutup telinga dengan kedua jari telunjukku kuat-kuat, efektif ? Oh pasti.

Aku sadar, Aku tidak bisa merubah mereka, namun untuk saat ini, aku bisa berubah untuk mereka. Adaptasi adalah kata sederhana, namun untuk melakukannya butuh usaha dan waktu, bahkan tidak sedikit pengorbanan yang diperlukan untuk Adaptasi.

Selamat beradaptasi dan selamat merayakan Tahun Baru 2016.

#ZihniIhkamuddin

#PengajarMudaX

#PulauNusa, KabupatenKepulauanSangihe

#IndonesiaMengajar

 

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua