Episode Tiga - [ Perjalanan Menuju ]

Yayah Uryanti 18 Desember 2021

Batik Air dengan nomor penerbangan ID6882 lepas landas dua jam setelah shubuh hari itu, 24 Februari 2021.

Sekitar 2,5 jam perjalanan kami menuju Kualanamu. Loh, kok ke Medan? Sebuah pertanyaan yang tidak sekali-dua meluncur di pesan WhatsApp saya. Itulah fakta yang menjadi awal cerita uniknya tanah yang akan menjadi rumah setahun ke depan, Aceh Singkil. Nanti saya ceritakan. Nanti.

Berkisar pukul 09.30 masih dalam zona waktu Indonesia Barat, kami tiba, di bumi Melayu Deli. Disambut hangat oleh kakak-kakak PM XIX. Rangkaian kalung warna-warni dilingkarkan di leher kami satu persatu. Tanda selamat datang. Tidak banyak yang hadir, tapi kesannya sudah begitu ramai. Setidaknya ini memberi isyarat bahwa tidak sendiri kami meraba-raba jalanan asing di sini.

Setelah jalur udara, delapan jam perkiraan waktu tempuh menuju Aceh Singkil via darat. Nyatanya, hampir separuh hari dilewati hingga tiba di rumah singgah di kawasan Rimo namanya, masih perlu 60 menit untuk sampai pusat pemerintahan Aceh Singkil. Rimo, akrab dengan keramaian geliat ekonomi masyarakatnya. Empat belas hari di mulai sejak malam itu untuk mengisolir diri sebelum akhirnya kembali berpisah menuju desa masing-masing.

Realitanya, perjalanan kami memang belum sampai pada sejengkalpun muaranya. Detik ini menuju A, untuk kemudian laju menuju B, terus menuju pada kalkulasi yojana dan sangkala selanjutnya. Tapi, tetap ingat petuah seseorang: "Kita tak pernah berubah, hanya perihal jarak yang bertambah." Semoga dengan jarak bertambah, jiwa bertumbuh, cinta tak pernah luruh. Semoga.
 


Cerita Lainnya

Lihat Semua