Episode Delapan - [ Ruang Komunal ]

Yayah Uryanti 23 Desember 2021

Dalam ruang yang berbatas ini semua bergerak bebas. Kebebasan yang pada akarnya tak lepas dari batas.

Ada yang duduk. Ada yang berdiri. Ada yang memilih langkah beragam arah. Yang pasti, tidaklah berdiri meningkahi, duduk tanpa empati, atau melangkah dengan pongah.

Manusia-manusia ada pada ruang pengaruh, sedang Tuhan mengendali. Berpikirlah sekehendakmu. Bicara saja semaumu. Tindak-tanduk pun tersebab inginmu. Tapi ingat, ada malaikat yang kau yakini. Hari akhir kelak didapati. Kini, hisab saja pilihanmu dengan nurani.

---
Pojok Baca. Sebuah ide yang sebenarnya tidak asing, tapi layak dilakoni. Menjelang petang di hampir setiap hari Minggu, Lapangan Mariam Sipoli Rimo menjadi lapak terbuka untuk puluhan buku, kertas gambar, dan cat warna. Bang @rhmunandar menginisiasi gerakan ini, belum lama, tapi ramai disambut warga.

Anak-anak dan remaja, juga para orang tua mereka, datang silih berganti. Sebagian memilih untuk memilah dan membaca buku. Sebagian lain menakar ide untuk belajar menggambar dan melukis. Yang lain, menukar waktu dengan tukar pendapat atau sekedar jadi pengamat.

Pojok Baca di salah satu sudut kecil Aceh Singkil, selama kurang lebih 90 menit ini berhasil menjadi ruang komunal yang bebas. Bebas untuk berekspresi dalam dunia literasi, sekaligus membebaskan sebagian kecil manusianya dari kejenuhan rutinitas sepanjang hari.

---

Sekarang, kamu sedang di ruang mana? Dengan siapa? Perihal apa yang dijajaki?
 


Cerita Lainnya

Lihat Semua