Memaknai Arti Sebuah Prestasi

WengkiAriando 13 April 2015

Banyak orang mengartikan kata Prestasi sebagai sesuatu yang diraih dan dihargai dengan sebuah piala, piagam ataupun hadiah.  Saya salah satu orang yang mengakui itu, dari kecil saya sering ikut berbagai lomba dengan selalu berorientasi pada hasil yaitu dua kata: Menang atau Kalah. Argumen  itu dapat berubah arti bagi saya ketika bertemu dengan anak kelas IV SDN 2 Langkahan, Gampong Geudumbak yang bernama Miswar. Saya menemukan anak ini ketika mendapat mandat oleh kepala sekolah untuk membina anak yang akan diikutkan seleksi O2SN tingkat Kecamatan dan UPTD Langkahan-Tanah Jambo Aye, Aceh Utara.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pagi ini langit Geudumbak tampak bewarna biru sempurna dengan kombinasi sinar matahari yang menawarkan senyum cerah. Rasa tidak sabar bertemu dengan anak-anak sangat berapi-api karena sudah tiga hari meninggalkan kelas. Hari ini saya telat datang ke sekolah karena baru pulang dari Kota Banda Aceh untuk menghadiri undangan kegiatan relawan pendidikan. Dari tempat pemberhentian bus saya menyempatkan diri untuk mengambil motor yang sudah saya titipkan sebelumnya dan kemudian langsung menuju sekolah.

Pukul 10.10 WIB pada saat jam istirahat saya dipanggil kepala sekolah, diminta untuk mencari dan  mendampingi anak yang akan mengikuti seleksi lomba solo pop O2SN di Kecamatan dua hari lagi. Menurut informasi dari bapak kepala Sekolah judul lagu yang akan dilombakan yaitu Andaikan Aku Punya Sayap (1), Cinta Untuk Mama (2), dan Andai Aku Telah Dewasa (3). Dalam hati saat itu saya berpikir lagu ini sangat familiar dan sering dinyanyikan oleh anak-anak di ajang pencarian bakat menyanyi di televisi, dan anggapan saya pasti anak-anak akan cepat bisa, tinggal diajarkan teknik menyanyi dan improvisasi yang benar.

Setelah menelusuri kelas II samai dengan kelas V untuk menyampaikan informasi ini. Saya menemukan berberapa fakta tentang kegemaran anak saya menyanyi selama ini, berikut kata-kata yang mereka lontarkan spontan ketika mendengar lagu tersebut dari MP3 yang saya putarkan:

-Pak lagu pua nyan? (Pak lagu apa itu?)

-Lung hantom kudinge (Saya tidak pernah dengar)

-Menyo lagu dangdut ilung jeut Pak (Kalau lagu dangdut kami bisa Pak)

-Ganto lagu nyan Pak! (Ganti aja lagunya Pak!)

Ok baiklah, ternyata anak-anak saya tidak tahu lagu ini. Saya hampir putus asa, karena berpikir tidak mungkin memaksakan anak-anak untuk menghapal lagu yang mereka tidak pernah dengar sama sekali dalam waktu mepet ini. Semua anak-anak di desa saya sangat suka menyanyi dangdut dan qasidah, bahkan mereka menyanyikan lagu kebangsaan  “Indonesia Raya” pun dilantunkan dengan cengkok yang khas seperti irama mengaji, keunikan ini  tidak akan ditemukan di daerah lain. 

Tidak lama kemudian saya balik ke dalam ruangan guru. Tiba-tiba satu siswa yang bernama Miswar yang sebeumnya tidak saya kenal datang menghadap saya,

"Pak saya pernah dengar lagunya, tapi saya tidak hapal" kata Mizwar penuh percaya diri.

“Harapan itu masih ada”, kata-kata itulah terlintas dipikiran saya saat itu. Tidak menungggu lama Miswar langsung saya ajak untuk berlatih lagu tersebut, dia ternyata familiar dengan lagu “Cinta Untuk Mama”. Saya tuliskan liriknya di papan, memutarkan MP3, dan mencontohkan cara mengucapkan lirik dan teknik vokalnya. Awalnya saya yakin Miswar akan kebingungan dan merasa kesulitan untuk menyanyikannya, karena tidak terbiasa dengan bahasa Indonesia dan lagu pop, tapi lama-lama kelamaan Miswar mulai lancar dan percaya diri untuk menyanyikannya.

Pada saat hari lomba, paginya terlihat Miswar datang ke sekolah dengan raut muka optimis, walaupun tidak mengenakan kaos kaki, ikan pinggang dan bahkan celananyapun robek pada bagian bawahnya. Guru-guru di sekolah sibuk mencari pinjaman kepada murid-murid lain agar penampilan Miswar lebih rapi karena membawa nama baik sekolah. Dan akhirnya Miswar rapi pun siap berlomba.

Menempuh 1 jam perjalanan, melewati jalan berbatu, berdebu, berlobang, dan sungai irigasi sampailah kami di kantor UPTD lokasi lomba tersebut dengan menggunakan honda (sebutan sepeda motor). Di ruangan tersebut terlihat anak-anak Panton (sebutan kota kecamatan Tanah Jambo Aye) yang rapi dan berpenampilan panggung, siap tampil, dan penuh percaya diri. Ternyata hanya Miswar utusan dari kecamatan Langkahan.

Dan seketika kabar tidak gembira untuk kita semua. Miswar Minta pulang dan tidak mau ikut lomba karena malu dan takut melihat pesaingnya (mental down) dan sesekali terlihat kakinya juga gemetaran. “Wahhh” saya pun ikut panik.

“OK Miswar tidak usah dipikirkan menang kalahnya, yang penting tampil menghibur orang. Kamu artisnya hari ini, anggap semua penonton ini  tidak ada. Siap?” nasehat saya.

Satu persatu peserta mulai menunjukan penampilannya. Tibalah saatnya Miswar pada nomor urut 6 dengan lagu wajib Cinta Untuk Mama dan lagu pilihan Rasa Sayange mendapat giliran untuk tampil.

Taraaa....!!!” Apa yang sudah diajarkan seketika lenyap dikalahkan rasa malu dan demam panggung, semua teknik hilang, fales, gerakan kaku, dan lupa lirik.

Selesai tampil Miswar menangis, malu melihat orang  dan minta maaf kepada saya.

“Tidak apa-apa Miswar kamu keren kok, luar biasa, sudah berada disini aja kamu Juara 1 dimata bapak dan Kecamatan Langkahan”

Sebelumnya dalam perjalanan Miswar sempat bercerita bahwa dia sangat ingin sekali menang, tujuannya sangat sederhana yaitu ingin melihat kota Lhokseumauwe dan pantai. Melihat Miswar menangis, air mata saya berasa berpacu juga untuk keluar. Dalam hati saya merasakan saya telah gagal mendidik dan mengajarkan rasa percaya diri kepada Miswar.

“Miswar nanti suatu saat kamu akan ke Lhokseumawe dan melihat Pantai ya nak. Mungkin dengan lomba nyanyi ataupun dengan kesempatan lain ya” ujar saya sambil memeluk erat Miswar.

Saya banyak belajar dari kejadian hari panjang ini, belajar menilai arti sebuah prestasi dan melatih bagaimana menimbulkan rasa percaya diri seseorang. Sekarang menurut saya prestasi bukan hanya sesuatu yang besar dan terlihat luar biasa, tetapi tentang pandangan kita menilai sebuah proses untuk mencapainya. Banyak prestasi kecil yang sering terlupakan oleh kita seperti kemauan belajar, keberanian mengusulkan diri, keberanian tampil perdana di depan umum, dan semangat berlomba. Prestasi dalam proses adalah sesuatu yang tidak bisa dihargai secara sembarangan, karena mengandung sangat banyak nilai yang tidak tertakar serta peningkatan setiap tahap yang dilaluinya, sedangkan menang kalah adalah suatu paket bingkisan tambahan yang didapat setelah proses. Be Positive.


Cerita Lainnya

Lihat Semua