Analogi: Pengajar Muda dan Sebuah Intan

Wahyu Setioko 1 Februari 2013

Tulisan ini aku buat semata-mata untuk mengobati rasa kangen ku dengan hal-hal scientific semasa kuliah dulu. Jadilah aku kali ini menulis yang ‘agak’ ilmiah. Sebuah analogi yang aku dengar ketika hari pertama training Pengajar Muda IV, April 2012 lalu. Check this out! Konsentrasi!

 

Intan dan Proses Terbentuknya

Intan termasuk bahan galian yang terbentuk secara alami. Intan merupakan kelompok mineral Carbon yang sesungguhnya memiliki 3 bentuk dasar di alam, yaitu Diamond (intan), Graphite, danFullerite. Bentuk yang paling terkenal adalah intan. Kemampuannya mendispersikan cahaya membuat kristal (alotrop) ini terlihat sebagai perhiasan yang indah. Pun susunan molekul-molekul karbon di dalam intan membuat kristal ini memiliki tingkat kekerasan yang sangat tinggi sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang industri.

Intan terbentuk pada kedalaman 100 mil (161 km) di bawah permukaan Bumi. Pada kedalaman ini, suhu mencapai 1000 oK dan tekanan mencapai 3,5 Gpa. Itu, besar banget!. Nah, mineral Carbon (hitam) yang ‘biasa-biasa aja’ ini menerima suhu dan tekanan besar itu dalam kurun waktu jutaan bahkan milyaran tahun hingga membentuk kristal intan. Lalu erupsi magma yang sangat kuat membawa intan-intan tersebut ke permukaan melalui pipa alami yang biasa disebut pipa Kimberlite. Akhirnya keluarlah si intan mentah ke permukaan Bumi bersama pasir dan batu-batu lainnya. Di Martapura, Kalimantan, intan mentah ini disebut “GALUH”. Galuh kemudian mengalami beberapa proses (baik tradisional maupun modern), untuk menjadi intan berkilau yang indah.

 

Pengajar Muda

Menurut Pak Hikmat Hardono (HH), direktur eksekutif Indonesia Mengajar, Pengajar Muda tak ubahnya sebuah intan. Pengajar Muda sebenarnya hanyalah orang-orang biasa, layaknya mineral Carbon. Yang membedakan ia akan menjadi seperti apa adalah suhu lingkungan dan tekanan yang tinggi!. Di sana, di daerah penempatan, di pelosok-pelosok nusantara, orang-orang biasa tersebut menerima banyak tekanan, banyak tantangan, banyak kasus, banyak ujian dan cobaan, banyak tuntutan. Selama 1 tahun, seorang diri. Itulah suhu dan tekanan tinggi yang diterima orang-orang biasa tersebut. Layaknya Carbon, orang-orang biasa tersebut pun berproses menjadi sebuah ‘kristal intan’ setelah ditempa sedemikian rupa. Erupsi magma panas akan membuat orang-orang biasa ini (Pengajar Muda) terangkat secara alami ke permukaan. Ya, ke tempat yang lebih tinggi, melalui pipa Kimberlite yang dalam kehidupan nyata disebut ‘kepemimpinan’. Setelah satu tahun ditempa dan terangkat melalui pipa Kimberlite, Pengajar Muda kini menjadi sebentuk Galuh, intan mentah yang siap di gosok menjadi berkilau. Seindah apa kilauan Pengajar Muda nantinya bergantung pada proses ‘penggosokan’ yang terjadi di dunia mereka masing-masing. So, jangan takut dengan tekanan, jangan takut dengan tantangan, jangan takut dengan tempaan. Lewati saja proses itu, hingga pada waktunya orang biasa pun dapat berkilau seindah intan.

 

Referensi ilmiah:

http://science.howstuffworks.com/environmental/earth/geology/diamond1.htm


Cerita Lainnya

Lihat Semua