info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Jala yang baik akan menghasilkan ikan yang berlimpah

SortaliaPurba 2 Oktober 2015

Adakah dari kita berbakat membuat jala atau jaring yang kebanyakan dilakukan oleh nelayan? Saya pernah menanyakan dan melihat langsung cara membuat jala ikan melalui orangtua angkat saya di Pulau Beeng darat yang sekaligus bekerja sebagai nelayan. Kata bapak, kalau ingin membuat jala harus disesuaikan dengan bentuk kerangkanya. Kalau kita mau menggunakan kerangka bundar maka jaring yang terbentuk bundar. Demikian juga kalau kerangkanya persegi jaring, yang kita buat harus sama seperti kerangkanya. Saat mendengar penjelasan bapak, saya mulai berpikir tentang anak-anak saya di SD Inpres Beeng darat.

Anak-anak di SD Inpres Beeng Darat rata-rata memiliki sifat pemalu, pendiam dan tidak percaya diri. Mereka seperti itu bukan karena mereka anak Pulau terdepan tapi karena orangtua yang dari hasil pengamatan saya selama menjadi masyrakat sering mengabaikan dan cendrung tidak peduli terhadap perkembangan anak mereka. Dan menjadi guru bagi mereka memang berhasil membuat satu daftar pergumulan baru dalam hidup saya.

Kecendrungan Orang tua yang tidak peduli terhadap anak-anak sementara saya percaya bahwa setiap anak punya daya pikir yang dahsyat tentu sangat melukai hati anak tersebut. Wajar, jika anak-anak SD Inpres Beeng Darat menjadi sangat tidak percaya diri.

Sampai suatu hari, saat saya ke sekolah membawa laptop dan mengajak anak-anak saya untuk berfoto-foto saat jam istirahat 

 “nyanda mau kita enci, kita pe muka jaha dang”

   (saya tidak mau ibu, wajah saya jelek).

Saya tertegun, anak yang seharusnya belum paham untuk membedakan  sudah sebegitu minder untuk berfoto. Kemudian saya meyakinkan :

“ nyanda apa-apa metri, torang pe muka sama kuak tuhan ada kasih. Nyanda ada yang jaha. Syukur noh torang jaga dikasih muka pa Tuhan, mar kalau nyanda rupa seperti apa torang?”

(read : tidak apa-apa metri, wajah kita sama semua tuhan berikan. Tidak ada yang jelek. Bersyukur kita masih diberikan wajah oleh tuhan kalau tidak sudah seperti apa kita? )

Dan akhirnya mereka percaya bahwa wajah mereka adalah wajah terbaik yang pernah saya lihat saat ini. Maka memang seperti itulah seharusnya dengan anak-anak. Memperlakukan dan menjawab mereka harus seperti saat membuat jala ikan. Memperhatikan setiap karakter dan kemampuan masing-masing anak walaupun hal itu hanya untuk membuat mereka percaya diri dan percaya kepada saya sebagai Enci (guru) mereka.

 Saat anak-anak percaya akan dirinya sendiri maka mereka sudah siap  sebagai jala untuk ditaburkan ke laut. mereka akan menyatu dengan birunya laut dan ombak. Dan pada akhirnya jala ikan yang baik yang disesuaikan dengan bentuk kerangka masing-masing anak akan menghasilkan ikan yang berlimpah di kemudian hari.


Cerita Lainnya

Lihat Semua