Senyum Anak Atulai
Siti Bagja Muawanah 13 Agustus 2016
Anak-anak merupakan aset penting untuk kemajuan bangsa, kemajuan negara di masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas anak-anak yang ada saat ini. Sebagaimana layaknya aset, anak harus diperlakukan dengan baik. Pemahaman tentang baik dan buruknya perlakuan yang diberikan sungguh relatif, namun undang-undang perlindungan anak nomor 23 bab III pasal 1-19 cukup memberikan panduan. Dalam pasal 11 dikatakan bahwa, “Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berrekreasi, dan berkreasi sesuai minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri”.
Oleh sebab itu, pendidikan dan pengasuhan yang diberikan sebaiknya mampu menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas anak. Pendidikan yang seperti itu biasanya mengarah pada potensi anak serta membentuk anak menjadi manusia yang sehat, cerdas, jujur, optimis, pekerja keras, siap bersaing, berprestasi, dan berakhlak mulia. Sebagai orang dewasa yang pernah melewati masa kanak-kanak kita tentu tahu bahwa hak anak sangat perlu untuk dihargai dan dipenuhi demi kesejahteraannya. Menyikapi keadaan yang demikian, maka Bagja menginisiasi perayaan hari anak di Kecamatan Sembakung Atulai.
Awalnya ia pesimis melaksanakan kegiatan tingkat kecamatan dengan waktu persiapan yang hanya satu minggu. Mengingat kondisi geografis daerah penugasannya itu unik, desa-desa menyebar di beberapa titik yang jaraknya berkilo-kilo meter dari desa yang dijadikan pusat kegiatan. Ternyata dengan kuasa Tuhan dan bantuan berbagai pihak semua tantangan yang ada berhasil ditaklukan. Pada Sabtu, 23 Juli 2016 terselengaralah Gebyar Hari Anak tingkat Kecamatan Sembakung Atulai.
Pada hari itu kantor Kecamatan Sembakung Atulai dipenuhi ratusan orang. Para siswa sekolah dasar, guru, kepala sekolah, orang tua siswa, aparatur desa, pegawai kecamatan, pegawai puskesmas, dan 20 orang mahasiswa Universitas Borneo Tarakan yang sedang Kuliah Kerja Nyata berkumpul bersama untuk merayakan Hari Anak Nasional tingkat Kecamatan Sembakung Atulai. Mereka terlihat antusias mengikuti acara semua rangkaian acara yang ada.
Perayaan tersebut di awali dengan senam bersama di halaman kantor kecamatan. Halaman yang luas serupa lapangan bola itu dipenuhi oleh anak-anak dengan pakainan beraneka rupa. Mereka bergerak lincah mengikuti musik senam yang dipasang. Hal tersebut membuat warga sekitar penasaran dan menonton dari kejauhan. Berpasang-pasang mata yang menonton ternyata tak membuat para peserta senam menjadi malu. Mereka tetap senam dengan semangat. Selepas senam, bibir para peserta dimanjakan dengan air sirup dan snack yang sudah disediakan panitia.
Tak lama semua bergerak menuju aula kecamatan. Ruangan itu sudah disulap dengan berbagai hiasan dan balon warna-warni. Mata-mata mungil itu berbinar-binar. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menyimak penjelasan pemateri tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta cara sikat gigi yang tepat dengan saksama. Pemateri dan panitia pun dibuat kewalahan dan tertawa lepas melihat kelakuan anak-anak yang dibawa ke lapangan untuk praktik menyikat gigi bersama. Mereka berdiri membentuk lingkatan, tangan kanan memegangi sikat yang sudah ada pasta gigi di atasnya sementara tangan kiri memegangi cangkir yang berisi air. air yang dibawa tak cukup untuk membersihkan busa yang ada di mulut jadilah mulut mereka belepotan oleh busa. Beberapa orang yang melihat mereka berlarian mengambil air dibuat tersenyum geli.
Selesai dengan kelucuan dan keriangan di lapangan, mereka mulai bersiap untuk mengikuti perlombaan. Ada lima cabang lomba yang dikompetisikan, yaitu: menggambar, mewarnai, menyanyi, menari, dan berfoto bersama orang tua. Lagu yang dilombakan adalah Lagu Murut dan tari yang dilombakan adalah Tari Gong. Kedua kesenian ini dipilih karena menyesuaikan dengan kegemaran masyarakat dayak pada umumnya. Mereka berlomba dengan mengenakan pakaian adat yang mereka punya.
Pada sesi akhir kegiatan dilakukan pembuatan cap tangan pada kain putih. Warna yang digunakanakan adalah pewarna makanan jadi aman saat mereka menyantap makan siang. Sebelum mereka makan panitia mengumumkan juara-juara. SDN 011 Sembakung berhasil menjadi juara satu di lomba menggambar, menyanyi, menari dan berfoto bersama keluarga juga menjadi juara tiga di salah satu cabang lomba.
Ada haru yang menyellimuti hati Bagja. Perjuangannya untuk menginisiasi kegiatan tersebut tak sia-sia. Bakat anak-anak dari seluruh sekolah dasar yang ada di Sembakung Atulai tereksplor. Guru-guru menjadi sadar bahwa mereka memiliki mutiara yang selama ini tak disadari. Hal yang lebih membuat Bagja bersyukur adalah dengan adanya kegiatan ini para kepala sekolah dasar di kecamatan tempat tugasnya terinspirasi membuat kegiatan tingkat kecamatan yang lainnya.
Mereka berkumpul, rapat, dan memutuskan untuk membuat kegiatan berupa lomba gerak jalan dan lomba tari tradisional. Sungguh geliat positif yang ada ini menjadi api semangat untuk perjuangan pendidikan yang sedang ia lakukan. Segala Puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan terima kasih untuk semua orang baik yang telah memberikan bantuan.J
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda