OPPA Al-Mawar dan Geliat Gerakan Sosial Pendidikan di Kecamatan Cipanas

ShofiNurul Himmah 27 September 2015

Ketika kami para Pengajar Muda baru saja memulai tugas di Kabupaten Lebak, kami segera sepakat mengenai satu hal. Rangkasbitung sebagai ibukota Kabupaten Lebak telah memiliki sekian banyak penggerak yang terkait dengan sosial pendidikan, baik yang memfokuskan diri di bidang literasi, perlindungan anak, maupun pendidikan non formal. Bukan hanya secara kuantitas yang cukup banyak, komunitas-komunitas penggerak ini juga telah saling berkolaborasi satu sama lain bahkan memiliki hubungan baik dengan birokrasi daerah terutama Dinas Pendidikan. Tentunya, ini merupakan kabar gembira.

Sayangnya, kami juga sekaligus sepakat mengenai satu hal lainnya. Kabar gembira tersebut mendadak lenyap tanpa suara ketika kami berada di desa di mana masing-masing dari kami ditempatkan. Keenam desa penempatan kami beserta masing-masing kecamatannya, dan mungkin bahkan banyak kecamatan lain di Kabupaten Lebak, seakan-akan berada di dunia yang terpisah dari Rangkasbitung. Dengan jarak yang cukup dekat meski medan yang ada cukup sulit, jauh timpangnya akses pendidikan dan geliat gerakan sosial pendidikan di titik-titik penempatan kami dengan Rangkasbitung cukup membuat kami bertanya-tanya.

Kemudian, tepat sebelum saya menyimpulkan bahwa mungkin geliat gerakan sosial pendidikan  itu terlalu mewah untuk kecamatan-kecamatan penempatan kami, kabar gembira itu datang. Organisasi Para Pecinta Alam Al-Mawaddah Warahmah, atau disingkat dengan OPPA Al-Mawar. Digawangi oleh beberapa komunitas yang sebelumnya terpisah, yang sebagian besar adalah anak-anak muda yang memiliki kegemaran pada lingkungan alam dengan latar belakang yang bermacam-macam. Guru, tenaga kesehatan, tokoh agama, santri, pelajar SMA, mahasiswa, montir, dan berbagai macam profesi lain yang tidak semuanya terkait langsung dengan pendidikan. Namun tidak dapat dipungkiri mereka semua merapat untuk tujuan yang sama, yaitu kepedulian pada kondisi masyarakat di tempat-tempat yang tidak terjamah pembangunan. Dan mereka memulainya dengan pendidikan.

Kabar gembira itu tidak cukup sampai di situ. Meski berdiri dan berpusat di Kecamatan Cipanas, beberapa anggota OPPA Al-Mawar juga ada yang berasal dari kecamatan lain, misalnya Sajira dan Lebak Gedong. Rencana jangka panjangnya adalah rekrutmen anggota dengan cakupan wilayah yang lebih luas, bahkan jika memungkinkan terdapat perwakilan pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak. Harapannya, meluasnya cakupan organisasi ini akan berdampak pula pada semakin luasnya manfaat yang dapat diberikan. OPPA Al-Mawar juga memiliki tujuan jangka panjang yaitu mendirikan madrasah di tempat yang secara geografis masyarakatnya sulit mengakses fasilitas pendidikan formal. Hingga saat ini, pendanaan kegiatan OPPA Al-Mawar masih bersumber dari swadaya anggota dan bantuan sukarela dari donatur tidak tetap. Karenanya, selain mendirikan madrasah, tujuan jangka panjang OPPA Al-Mawar yang lain adalah mendirikan sebuah koperasi yang dapat memayungi seluruh kegiatan sosialnya sehingga tidak perlu ada ketergantungan pada bantuan finansial dari pihak lain.

Sasaran pertama OPPA Al-Mawar adalah Kampung Silebu. Kampung Silebu merupakan babakan dari Kampung Lebak Sereh, Desa Pasirhaur, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak. Kampung Silebu dan Kampung Lebak Sereh dipisahkan oleh sawah dan hutan dengan jalan setapak kurang lebih sejauh 2 km dengan kondisi menanjak yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1,5 jam. Alat transportasi yang dapat digunakan adalah sepeda motor, namun hanya pada musim panas dan dikendarai oleh orang-orang tertentu yang telah sangat mahir. Kampung Silebu hanya berisi sekitar 15 rumah yang berjauhan satu sama lain. Listrik hingga saat ini belum masuk ke Kampung Silebu. Sekolah terdekat adalah SDN 01 Pasirhaur yang terletak kurang lebih 1 km dari Kampung Lebak Sereh, atau kurang lebih 3 km dari Kampung Silebu. Terdapat beberapa anak di kampung Silebu yang tercatat merupakan siswa SD tersebut. Maka dapat dipastikan, setiap pagi mereka harus berjalan kaki sangat jauh untuk ke sekolah, dan sekali lagi pada siang harinya untuk pulang kembali ke rumah.

Mungkin karena kendala jarak itulah, tidak semua anak-anak Kampung Silebu bersekolah. Inilah salah satu alasan utama OPPA Al-Mawar memilih Kampung Silebu sebagai tempat sasaran pertamanya. Kegiatan awal yang disusun oleh OPPA Al-Mawar adalah mengajar baca tulis hitung (calistung), pelajaran agama, penyuluhan kesehatan dan pemantauan kondisi kesehatan masyarakat. Karena latar belakang masing-masing anggota OPPA Al-Mawar yang berbeda-beda dan akses yang cukup sulit untuk mencapai Kampung Silebu, kegiatan hanya dapat dilakukan setiap akhir pekan.

Jika dibandingkan dengan gerakan sosial pendidikan yang ada di Rangkasbitung atau di kota-kota besar di Indonesia, mimpi-mimpi jangka panjang maupun apa yang telah dilakukan oleh OPPA Al-Mawar mungkin bukanlah sesuatu yang hebat. Namun mempertimbangkan minimnya fasilitas, terbatasnya pengalaman, sulitnya akses kepada pihak-pihak yang mampu mendukung, dan berbagai kendala lainnya, tekad dan keputusan anak-anak muda tersebut untuk melakukan sesuatu jelas tidak dapat diremehkan.

Akhirnya, sebagai bagian dari gerakan sosial pendidikan yang ada di Indonesia khususnya yang sedang bertugas di Kabupaten Lebak, kami percaya bahwa pendidikan adalah salah satu hak yang seharusnya dapat dengan mudah dinikmati oleh setiap manusia. Karenanya kami memiliki harapan yang besar pada meratanya pembangunan, baik fisik maupun sosial, di Kabupaten Lebak. OPPA Al-Mawar merupakan salah satu dari sekian banyak pihak yang dapat mewujudkan harapan kami itu. Namun, realita mengenai segala keterbatasan dan sulitnya kondisi yang ada tentu tidak dapat diabaikan. Oleh sebab itu, dukungan dari pemerintah Kabupaten Lebak maupun kolaborasi dari gerakan sosial pendidikan lain yang telah lebih berpengalaman akan sangat berpengaruh. Jika bukan pemerintah dan masyarakat Lebak yang bergerak untuk masa depannya sendiri, siapa lagi?


Cerita Lainnya

Lihat Semua