Lalomerui School Camp, Waktunya Kami Bersenang-Senang Bersama

Sabar Artiyono 14 Mei 2018

Lalomerui School Camp adalah kegiatan kemah perdana bagi saya dan anak-anak. Kali pertama bagi saya menjadi pembina, dan kali pertama bagi mereka berkegiatan seperti ini. Itulah mengapa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk bersenang-senang bersama-sama. Saya membiarkan anak-anak eksplorasi sendiri untuk memancing mereka bertanya.

Anak-anaklah yang membuat dekorasi kemah mulai dari backdrop dan pernak-pernik lainnya. Dengan insting, mereka mendirikan tenda layaknya orang dewasa yang terlatih. Ada yang mencari kayu bakar, bambu, tali rafia, serta ada juga membersihkan serta menata bangku. Dengan sedikit arahan, mereka dengan cepat menyelesaikan tugas secara bersama-sama.

Keseruan kami berlangsung dua hari satu malam, yakni 13-14 April 2018 di bawah pohon di depan sekolah kami. Kegiatan ini diikuti oleh kelas 3-6. Meskipun begitu, ada juga kelas 1 dan 2 yang ikut karena orang tuanya tidak tega membiarkan anaknya merengek. Karena ada anak-anak ‘di bawah umurlah’ tidur di tenda menjadi lebih seru lagi. Anak-anak kelas tinggi menjaga adik-adiknya agar tertidur meskipun mereka kesusahan karena tenda yang panas. Maklum, kami hanya ada satu tenda dan perempuan dan laki-laki hanya dibatasi oleh tas. Wajarlah anak-anak kecil susah tidur karena sempit dan panas. Saat ada yang  yang mau buang air kecil, mereka saling menemani satu sama lain. Saya melihat ‘kekeluargaan’ yang begitu erat di darah anak-anak.

Untuk kegiatan masak dan makan, di awal, dibantu oleh Bu Hastuti dan Rizka (penjaga kantin). Keduanya saling membantu menanak nasi serta menggoreng telur. Sembari mereka memasak, anak-anak belajar latihan upacara penyalaan api unggun serta pentas seni. Lalu, untuk keesokan harinya mereka memasak sendiri dengan menu yang sama.

Selain masak dan mendirikan tenda, keseruan kami memuncak pada saat upacara api unggun. Setelah api menyala, mereka menampilkan drama ‘Malin Kundang dari Wataraki’ lengkap dengan tariannya. Dengan lighting yang bersumber dari api unggun, mereka adu acting dengan suara yang berasal dari suara taping. Selesai itu, barulah mereka istirahat. Terima kasih kepada PT. Sulawesi Cahaya Mineral yang bersedia meminjamkan terpal untuk tenda kami.  

Untuk keesokan harinya, barulah kami bersenang-senang dengan banyak permainan. Mulai dari pecah air, membuat rumah dari kartu, tiup bola di atas air, serta ditutup dengan mesuke (permainan tradisional di Sulawesi Tenggara). Begitulah keseruan kami kemah di depan sekolah. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua