Emak-Emak Zaman Now

Sabar Artiyono 16 Desember 2017

Cerita ini saya persembahkan bagi siapapun yang bercaya bahwa the power of emak-emak is unbeatable,

Kisah dimulai saat saya baru 200m jogging pada suatu sore. Tiba-tiba tiga orang ibu-ibu ‘membegal’ saya dengan menodong resep kue kembang goyang yang saya buat kemarin bersama seorang guru GTT dan anak-anak. Begitulah gosip emak-emak, sebuah kue bisa jadi menjadi perkara yang begitu penting.

Akhirnya saya berhenti dan memberikan rincian bahan beserta ukurannya hingga membuat saya gagal jogging. Lalu mereka mengobrol tentang performa anak-anaknya di sekolah. Hingga akhirnya, entah bagaimana, mereka meminta saya mengajarkan mengetik di komputer. Dari resep kembang goyanglah, saya mendapatkan murid untuk les privat.

Saya memutuskan untuk membuat jadwal yang disesuaikan dengan waktu senggang. Awalnya hanya dua orang saja yang mau ikut les. Setelah efek gosip, akhirnya tambah lagi dua orang ibu-ibu (termasuk guru GTT satu). Bahkan, ibu desapun tidak mau ketinggalan dengan warganya.

Karena saya free malam hari, saya berkunjung ke rumah mereka sesuai dengan jadwal mereka. Baru libur kalau hujan deras disertai petir. Lewat les privat komputer inilah yang mulai dekat dengan kaum ibu-ibu. Mulai bisa mengobrol ke sana-kemari tentang persoalan desa, resep-resep masakan, dan gosip-gosip lainnya.

Materi yang saya bagikan mulai dari membuat tabel serta membuat surat dan daftar hadir rapat.Tetapi lebih dari itu, saya melihat antusiasme dan motivasi yang luar biasa dari emak-emak Lalomerui ini. Mereka mulai terbuka bahwa mereka perlu belajar untuk meningkatkan skill mereka karena dunia sudah berubah.

“Kita ini sudah tinggal di hutan, kalau ada kesempatan harus belajar,” tutur salah satu dari mereka sembari mengetik. Perkataan itulah yang membuat saya speechless.

Lewat cerita ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada penemu resep dan cetakan kembang goyang.

NB: Hati-hati dengan emak-emak yang sudah serius, motivasinya tidak bisa diganggu gugat.

 

Salam tim kembang goyang,

 

Sabar Artiyono  


Cerita Lainnya

Lihat Semua