Berjalan Sampai Ke Batas – Jadi Pengajar Muda

Ryanda Adiguna 18 November 2015

*PM = Pengajar Muda

Tujuan dari perjalanan adalah sampai. (Menurutku) Bagian paling nikmat dari perjalanan adalah ketika perjalanan itu sampai dan kita menoleh ke belakang melihat apa saja yang sudah dilewati.

- - -

Kamis tanggal 12 November 2015 aku mengikuti kegiatan Kamis Bercengkrama di Kantor Indonesia Mengajar sekalian mampir ke “rumah inspirasi” yang aku pernah jadi bagian di dalamnya. Acara malam itu dibuka oleh Ibu Evi Trisna, Direktur Eksekutif Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Beliau membuka dengan refleksi yang lebih kurang seperti ini.

“Tanggal 10 November kemarin Indonesia Mengajar baru saja merayakan ulang tahun ke 5 yang ditandai dengan pengiriman PM Angkatan 1 (tanggal 10 November 2010). Di sini ada beberapa saksi hidup yang menjadi bagian itu, ada Dika dan Ayu (PM Angkatan 1 yang hadir pada malam itu).”

“Saat itu tidak ada yang tau pasti akan seperti apa Indonesia Mengajar ke depan. Bahkan ketika PM 1 diberangkatkan, mereka pun tidak tau kapan akan dipulangkan. Namun hari ini kita sudah mengirimkan lebih dari 600 PM. Di akhir tahun ini akan ada 5 kabupaten yang selesai didampingi oleh Pengajar Muda.”

Yang dimaksud dengan selesai adalah kabupaten itu sudah menunjukkan capaian dambaan dalam mendorong kemajuan pendidikan. Kabupaten itu adalah Bengkalis, Tulang Bawang Barat, Paser, Majene, dan Halmahera Selatan. Kemudian pertemuan malam itu diisi oleh Ayu Kartika Dewi, Tidar Rachmadi, dan Meiske Demitria Wahyu yang berbagi pengalaman saat mereka menjadi PM dan setelah jadi PM.

 

Menoleh ke “belakang”

Ketika ibu Evi membuka acara Kamis Bercengkrama dengan cerita “tahun ini adalah tahun ke 5 Indonesia Mengajar”, dalam hati aku bergumam, “Aku senang jadi bagian dari perjalanan 5 tahun itu”. Aku ingat saat – katakanlah itu perjuangan – mengisi berlembar-lembar esai formulir pendaftaran PM. Kemudian menerima email pemberitahuan lulus tes tahap 1 untuk kemudian mengikuti tes tahap 2 di Medan. Aku ingat berangkat dari Pekanbaru menuju Medan untuk mengikuti tes tahap 2 (Direct Assessment). Aku masih ingat saat menerima email pemberitahuan lulus tes tahap 2 dan bersiap mengikuti tes tahap akhir (kesehatan). Aku masih merekam saat menerima email pemberitahuan terpilih menjadi salah satu Calon PM angkatan 8 dan bersiap mengikuti pelatihan selama 7 minggu.

Setelah selesai dari acara tersebut, aku membuka folder berisi foto-foto selama di penempatan, Desa Laju, Kabupaten Bima. Menarik melihat foto-foto selama di penempatan, melihat lagi apa yang sudah aku lewati. Namun tentu saja bagian yang menantang adalah perjalanan itu sendiri, yang menentukan apa saja yang bisa dilihat ketika nanti "menoleh ke belakang".

 

Jadilah PM

Setahun di penempatan ditambah 7 minggu pelatihan telah aku lewati. Jauh dari rumah dan keluarga.  Hampir setiap hari bertemu dan berinteraksi dengan orang baru. Berdiri di depan kelas dan mengajar anak-anak SD. Terharu ketika pulang sekolah mereka mencium tangan. Setiap hari selalu ada cerita baru. Aku menyebut itu sebagai salah satu fase hidup yang paling kompleks. Fase itu (mungkin) memaksa diri untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta. Ibadah makin rajin, berdoa makin rutin.

Dari 600 lebih PM yang sudah diberangkatkan, mereka pasti punya alasan yang mengapa ingin menjadi Pengajar Muda, mungkin bersifat oportunis:

  • Jika Pengajar Muda adalah pekerjaan, mungkin beberapa ada yang menjadikan ini sebagai tempat bekerja.
  • Jika ini adalah “batu loncatan”, mungkin beberapa ada yang menjadikan ini sebagai perantara untuk karir yang lebih baik di masa akan datang.
  • Jika ini adalah petualangan, mungkin ada yang menjadikan ini tempat bertualang.
  • Jika ini adalah pengabdian, mungkin ada yang ingin mengabdi lewat ini.
  • Dan jika-jika yang lain.

Terlepas dari segala macam alasan itu, aku simpulkan selama menjadi PM membawaku ke Habluminallah (hubungan dengan Allah) dan Habluminannas (Hubungan dengan manusia) yang semakin semakin baik. Sebagai anak muda akan berkesempatan mendapat peran mendorong kamajuan di bidang pendidikan. Sebagai seorang individu akan berkesempatan berinteraksi dengan Bapak Ibu Guru luar biasa dan anak-anak hebat yang ada di penempatan. Sebagai anak Indonesia akan dapat kesempatan menyelami Indonesia dari sisi yang berbeda. Mungkin terdengar berlebihan, tapi lebih kurang begitu adanya.

Pada akhirnya tulisan ini bertujuan untuk mengajak jadi PM. Apa yang akan didapat nanti tentu tergantung dari niat dan tujuan. Dengan tidak mengurangi hormat kepada “tempat baik” lainnya, Pengajar Muda adalah pilihan yang baik.

Mengutip kalimat yang ada di email pemberitahuan lulus sebagai Calon PM 8, “Kami percaya bahwa program ini dapat memberikan pengalaman hidup yang berharga bagi apapun yang akan Anda kerjakan di masa depan”.

Yuk Jadi PM!

Syarat:

  1. Warga Negara Indonesia
  2. Belum menikah
  3. Sehat fisik dan mental
  4. Bersedia ditempatkan di daerah terpencil selama 1 tahun
  5. Minimal S1 dari berbagai disiplin ilmu
  6. Usia diutamakan di bawah 25 tahun
  7. IPK / nilai akademis yang baik

Pendaftaran dibuka sampai tanggal 15 Desember 2015

Web                   : www.indonesiamengajar.org / www.bit.ly/syaratPM

Twitter                : @PengajarMuda / @Ind_Mengajar

Instagram         : @pengajarmuda

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua