info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

The Land of Azure Sky, Sebuah Impian Menuju Angkasa

Roy Wirapati 15 Desember 2010
Bengkalis, 22 November 2010 Melihat langit selalu menjadi hobiku sedari kecil. Pada saat senang, sedih, marah atau apapn aku selalu menyempatkan diriku untuk melihat ke arah langit. Memang selalu menyenangkan melihat langit itu. Kita akn memiliki perasaan untuk ingin terbang dan menggapai apa yang ingin kita raih. Sampai pada akhirnya aku berpikir apa itu definisi langit? Setiap kali aku pikirkan itu aku selalu melihat ke atas, ke arah langit, dan aku sadari arti dari langit bagi diriku. Langit bukanlah sebuah kanopi raksasa berwarna biru yang diselimuti oleh awan-awan berwarna putih seperti kapas. Langit adalah sesuatu yang ada di atas sana, sebuah ruangan di udara yang berada 1 milimeter atau mungkin lebih kecil dari itu dari diri kita. Semua yang berada di atas kita adalah langit. Tak perlu bertanya seberapa jauh langit itu karena langit tepat berada di atas kita. Itulah mengapa aku selalu melihat ke atas saat melihat langit, karena dia berada di atasku. Dan kusadari pula mengapa dalam setiap kondisi aku selalu melihat ke arah langit. Karena dengan demikian, daguku akan tetap terangkat dan takkan sekali pun kutundukkan kepalaku karena langit tidak ada di sana. Inilah alasan utama mengapa aku begitu menyukai langit. Di hari ini kupandang langit di atas sana dengan seksama. Biru, cerah, bersih, seperti safir raksasa di angkasa. Ditemani dengan cumulonimbus-cumulonimbus raksasa bagaikan mahkota bagi keagungan langit yang sangat memukau. Saat memandangnya, aku begitu terpana hingga rasanya jiwaku telah melayang menuju angkasa yang begitu luas, menembus awan dan menjadi bagian dari birunya langit Bengkalis yang menghangatkan hati, Pada hari ini, Senin 22 November 2010, aku menyatakan Bengkalis sebagai: Negeri Langit Biru "The Land of Azure Sky" Sebuah negeri dengan langit biru terbentang di angkasa luas bagaikan timbunan safir bermahkotakan cumulonimbus raksasa. Negeri inilah tempat aku akan berada selama satu tahun ke depan. Negeri yang akan selalu dapat membuatku melihat ke atas, karena kemegahan yang disajikan bagaikan sebuah keajaiban yang tiada terperi. Sekali lagi kupandang langit itu. Langit itu sungguh sepi. Biru, megah, indah, tetapi sepi. Sebuah perasaan kesendirian merasukiku saat aku melihat ke atas sana. Senyum di bibirku tampak seperti seorang kesepian yang menghibur dirinya sendiri. Aku mengerti! Akan kuramaikan langit ini! Akan kuwarnai langit ini! Akan kuterbangkan impian-impian anak-anak Bengkalis ke angkasa sehingga menjadi ramai. Akan kuwarnai langit biru itu dengan pelangi impian mereka sehingga menjadi indah. Sehingga mereka tidak lagi menatap ke bawah. Tetapi, mereka akan terus mengangkat dagu mereka dan terus melihat impian mereka di angkasa. Inilah impianku, sebuah Impian Menuju Angkasa. Safir-safir itu menyaksikan sumpahku. Aku mungkin tidak bisa mewujudkan impianku selama setahun aku berada di sini. Tetapi, tekad ini tidak akan pernah mati. Menjadi guru adalah pekerjaan utamaku, tetapi aku memiliki profesi lain: Pelukis Angkasa. Biarlah orang tertawa akan imajinasi liarku ini. Tetapi langkah ini takkan berhenti Tekad ini tak akan sunyi Hati ini tak akan mati Aku akan meraih mimpi Semoga apa yang kuharapkan dapat kuwujudkan, karena inilah tujuan hidupku, semangat hidupku. Smile Eternally!

Cerita Lainnya

Lihat Semua