info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Senyuman

Roy Wirapati 2 November 2010
Sabtu, 29 Oktober 2010 Seminggu mengajar telah kulalui. Aku tidak menyangka bisa mengajar siswa-siswa SD sementara selama ini aku lebih sering berurusan dengan mahasiswa dibandingkan anak-anak. Itu mungkin salah satunya mengapa aku sangat kaku dengan anak-anak. Tapi, di sekolah tempatku praktek ini, aku cukup bahagia. Murid-murid itu terkadang berebut untuk kuajar. Pernah sesekali aku sedang berjalan ke kelas 5 dan murid-murid kelas 6 menarik-narikku untuk mengajar di kelas mereka. Juga suatu hari aku sedang ingin mengajar di kelas 6 dan murid-murid kelas 4 menarikku untuk mengajar di kelas 4. Setidaknya ini membuatku menjadi merasa diterima oleh mereka. Hari ini kami sudah tidak mengajar lagi. Tetapi kami harus ikut membina Pramuka. Sebenarnya kami cukup malas untuk melakukannya mengingat sebagian besar dari teman-teman kami sudah mulai tidak ada sesi mengajar lagi.Tetapi, aku merasa ini sangat penting karena di Bengkalis, tempat di mana aku di tempatkan nanti, aku dan sahabat setimku diharapkan untuk mengembangkan pramuka. Untuk itulah, sesi ini menjadi sangat penting. Pramuka di SDN Cikereteg 03 dibagi menjadi dua kali latihan. Pertama adalah tim umum dan kedua adalah tim inti. Tim umum adalah tim yang terdiri dari seluruh siswa yang melakukan latihan yang tidak begitu berat. Berbeda dengan tim umum, tim inti lebih ditekankan pada pengembangan teknik dasar dan ditutup dengan permainan-permainan yang memiliki insight tertentu. Sebenarnya isi latihannya kurang lebih sama dengan tim umum, tetapi mereka lebih berat saja di mana kesalahan akan berujung pada hukuman seperti push-up. Memang terlihat bahwa para tim inti ini memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan tim umum. Pada latihan tim umum, kami ditemani oleh kawan-kawan dari tim Paser dan Tulang Bawang Barat. Mereka adalah Gilang, Patrya, Manshur, Selfy, Nyunyun, Yuni, Asti, dan Mutia. Mereka semua membantu kami untuk mengurusi para pramuka yang jumlahnya luar biasa banyak ini. Kami memulai dengan menulis surat untuk sahabat-sahabat di Bengkalis, Tulang Bawang Barat, dan Paser. Sungguh aku terkesima dengan tulisan-tulisan mereka. Karena mereka benar-benar tulus memberikan semangat kepada sahabat-sahabat di daerah terpencil tersebut. Aku berharap perasaan dan semangat mereka bisa tersampaikan ke sahabat-sahabat di sana. Pada saat pelatihan tim inti, sebenarnya turun hujan yang sangat lebat. Kami sudah menyangka bahwa tidak akan ada latihan untuk hari ini sebab hujan yang turun ini tidak kira-kira lebatnya. Kemudian kami menelepon Pak Iskandar, pembina pramuka, untuk menanyakan apakah latihan dibatalkan dan beliau berkata bahwa latihan tetap ada karena anak-anaknya sendiri yang meminta. Aku kaget. Para murid-murid tersebut rela menunggu hujan demi menanti kami membina pramuka. Tak lama kemudian, serombongan siswa muncul di hadapan kami yang sedang menunggu di warung tak jauh dari sekolah dan meminta kami untuk berjanji untuk tetap mengajar. Dengan hati tak karuan karena kaget betapa mereka menginginkan kami, aku pun berjanji bahwa aku akan datang. Aku harus menjawab harapan mereka. Pada saat pelatihan tim inti, para siswa awalnya dididik oleh sang pembina terlebih dahulu. Kemudian, barulah kami yang memegang saat permainan dimulai. Kami memberikan mereka beberapa permainan dan nyanyian. Mereka tampak cukup senang dengan permainan dan lagu-lagu pemberian kami. Aku sungguh bahagia melahat canda tawa mereka yang begitu tulus dan tak dibuat-buat. Dalam hatiku, aku tersenyum sangat lebar melihat keadaan di depan mataku. Senyum-senyum kecil inilah yang harus kujaga. Pada penutupan, sebagian dari mereka menangis karena harus berpisah dengan kami. Mereka semua memeluk Tika yang memiliki figur sebagai seorang ibu. Aku pun mengajak semuanya bernyanyi lagu Laskar Pelangi (Nidji) yang memiliki lirik yang harus mereka ingat yaitu: Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya dan Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga. Aku ingin mereka terus mengejar mimpiĀ  dengan wajah bahagia agar dunia ini menjadi lebih cerah dan indah untuk dijelajahi. Senyum-senyum kecil itu harus kujaga. Masih banyak senyum-senyum kecil di luar sana yang harus kujaga. Inilah tugasku sebagai Pengajar Muda: Menghiasi Indonesia dengan senyuman-senyuman kecil yang akan terkunpul menjadi kebahagiaan besar di Tanah Air ini. Tunggulah aku pahlawan-pahlawan kecilku. Smile Eternally, Wirapati

Cerita Lainnya

Lihat Semua