Olimpiade Sains Kuark 2011... DIMULAI!!!

Roy Wirapati 6 September 2011

Pangkalan Nyirih, 19 Februari 2011

Telah sekian lama kami berlatih untuk menghadapi Penyisihan OSK 2011. Pada sekolahku yang sebelumnya di Muara Basung, kami hanya berlatih untuk Olimpiade selama seminggu sekali saja. Tetapi, anak-anak ini agak berbeda. Mereka rela aku ajak untuk berlatih setiap hari. Ya, setiap hari kecuali hari Jumat karena ada ekskul Pramuka. Itulah mengapa aku berkata pada diriku sendiri bahwa kita tak boleh meremehkan anak-anak, karena energi mereka tak terbatas, dan passion mereka seperti tak berujung.

Akhirnya hari yang ditentukan tiba juga. Pada OSK ini aku mengikutsertakan semua murid di sekolahku. Bukan untuk meningkatkan kemungkinan lolos, tapi aku ingin memperkenalkan mereka semua pada sebuah kompetisi sains yang selama ini beritanya saja tidak sampai ke telinga mereka.

Anak-anak mulai mengerjakan soal tepat pukul 09.00 WIB serentak dengan sahabat-sahabatnya di seluruh Indonesia. Pada awalnya mereka sangat terkejut melihat isi soalnya. Karena soal tersebut berisi materi-materi, gambar-gambar, serta percobaan-percobaan yang seumur hidup mereka belum pernah mereka dengar. Masih mending jika hanya belum mereka pelajar, ini belum pernah dengar. Mereka terus berisik bertanya padaku arti dari istilah-istilah sulit yang ada di hadapan mereka. Aku hanya tersenyum menanggapi kericuhan mereka.

"Jawablah yang manapun, yang menurut hati kalian benar, karena jawaban dan takdir kalian ada di sana."

Aku tahu bahwa tidak cukup melatih mereka selama ini dengan waktu yang sempit. Tapi, jika kita berkaca pada "Animal Insting", kadang seekor hewan bisa mengeluarkan kemampuan yang melebihi potensi dirinya saat dirinya sedang terdesak. Aku pun ingin mencoba mengeluarkan insting mereka yang terdalam. Ini bukanlah seleksi pengetahuan bagiku, ini adalah seleksi kemauan. Mereka yang memiliki kemauan serta motivasi untuk menang dan melihat ibukotalah yang akan mengeluarkan insting terbaiknya. Aku mencari anak-anak seperti itu.

Aku menemui beberapa anak yang menarik. Salah satunya Kiranto. Anak ini cukup berbeda dengan teman-temannya. Ia menghitung tanpa menggunakan jari, tanpa menggunakan kertas atau pun kalkulator. Saat aku memberikan sebuah pertanyaan hitungan yang relatif mudah seperti penjumlahan puluhan, teman-temannya yang menggunakan kertas dan jari menjawab lebih dahulu. Tapi ketiga penjumlahannya kuubah jadi ratusan, atau aku menghitung perkalian yang agak rumit. Ia adalah anak yang pertama kali menjawab walau agak lambat, dan ya, tidak menggunakan alat bantu. Ada sesuatu dalam dirinya yang menarik hatiku.

Saat kudatangi dirinya. Ia terlihat sedang mendalami sebuah soal tentang otot. Soalnya adalah tentang otot lurik, halus dan jantung. Pertanyaannya adalah tentang letak otot-otot tersebut. Kemudian, ia bergumam sendiri. 

"Halus, halus, halus.. Kayaknya ini bukan otot di tangan ya. Soalnya otot tangan ini tidak halus. Pasti otot-otot di badan ini otot lurik nih."

Kemudian kulihat ia menjawab jawaban yang tepat. Aku tersenyum lebar. Harapanku mengembang. Anak-anak ini luar biasa. Pasti ada Kiranto lain di sini yang aku tidak tahu.

Sabtu, 19 Februari 2011 kami pun berakhir. Anak-anak langsung dipulangkan setelah mengumpulkan lembar jawaban. Tumpukan lembar jawaban ini adalah harapan kami. Saat itu aku belum tahu bahwa di antara tumpukan lembar jawaban ini akan ada satu yang mengubah hidup kami semua.

Perjalanan kami pun dilanjutkan...


Cerita Lainnya

Lihat Semua