info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Manusia Auksin

Roy Wirapati 22 Mei 2011
Pangkalan Nyirih, 28 Januari 2011 Kegiatan latihan olimpiade menjadi sering dikunjungi oleh anak-anak non-tim inti yang tertarik untuk belajar sains. Sehingga kegiatan ini menjadi menyerupai klub sains. Aku menjadi lebih bersemangat dalam mengajar melihat keramaian ini. Tentu saja aku tidak akan menghalangi mereka untuk belajar apalagi setelah retorika dari Lili Patra tentang Olimpiade Sains Nasional. Melihat banyaknya anak-anak yang mengikuti latihan ini, aku pun menyusun sebuah percobaan aneh yang dari sejak SD ingin aku lakukan tetapi tidak aku lakukan karena telah kujawab dengan logikaku sendiri saat itu. Percobaannya adalah menumbuhkan kacang hijau dengan wadah yang berisi kapas basah. Sangat biasa bukan? Tetapi sekarang wadahnya akan kuvariasikan. Ada yang seperti biasa hanya meletakkan kacang hijau pada gelas berisi kapas basah yang diletakkan di bawah sinar matahari. Ada juga yang aneh seperti kapasnya hanya disiram sekali saja selama beberapa hari, ada yang diletakkan dibawah kardus yang tertutup sempurna, ada yang dimasukkan dalam kaleng minuman ringan, ada yang dimasukkan dalam botol air mineral dengan tutup yang hanya dibuka saat menyiram tanaman dan juga ada yang dalam botol air mineral yang tertutup sempurna dengan tutup botol diisolasi. Dan macam-macam lainnya. Anak-anak kuminta untuk membawa wadah-wadah yang kusebutkan. Tak perlu harus beli, bisa menggunakan barang bekas yang mereka temukan di tempat sampah dan dibersihkan dengan baik. Akhirnya tiba hari eksperimen. Setiap anak akan bertanggung jawab pada tanamannya masing-masing dengan wadah dan perlakuannya masing-masing yang berbeda satu sama lain. Observasi akan dilakukan selama tiga hari untuk melihat hasilnya. Tibalah pada hari yang ditentukan untuk membandingkan hasilnya. Tentunya yang berada dalam botol yang terisolasi tak tumbuh sama sekali. Sedangkan yang berada dalam gelas tumbuh subur normal. Kemudian yang ditutupi kardus tanpa cahaya matahari tumbuh sangat tinggi tetapi dengan daun kekuningan. Lalu, yang dimasukkan dalam kaleng tumbuh tinggi dan sangat indah dengan daun yang tebal dan hijau. Sebelumnya biar kujelaskan bahwa mengapa ada percobaan dalam kaleng. Karena kaleng ini menunjukkan ruang gelap dengan satu lubang sebagai tempat masuknya cahaya. Mereka bertanya-tanya mengapa tumbuhan yang berada di dalam kardus dan kaleng lebih tinggi padahal kekurangan cahaya matahari. Dan tumbuhan dalam kaleng bahkan menyusup keluar dari lubang kaleng tersebut. Kemudian kujelaskan kepada mereka tentang hormon yang bernama auksin yang merupakan hormon pertumbuhan bagi tumbuhan. Hormon inilah yang menyebabkan tumbuhan bertambah tingginya. Kujelaskan kepada mereka bahwa hormon ini akan dipecah oleh sinar matahari sehingga tumbuhan yang terkena sinar matahari akan memiliki lebih sedikit auksin dibandingkan yang tidak terkena sinar matahari, tetapi lebih subur daripada yang tidak terkena sinar matahari karena dapat melakukan fotosintesis sebagai sumber energi sementara yang lainnya hanya dapat melakukan respirasi untuk membuat sumber energi. Kemudian mengenai tumbuhan dalam kaleng, aku jelaskan juga mengenai sifat tumbuhan yang tumbuh ke arah sinar matahari sehingga dapat keluar dari lubang kecil kaleng tersebut. Itu adalah efek dari auksin juga yang menyebabkan pertumbuhan batang. Auksin yang lemah terhadap sinar matahari akan dipecah dibagian yang terekspos sinar matahari sehingga pertumbuhan pada sisi kanan (kita anggap matahari berada di kanan tumbuhan) akan menjadi lambat. Sementara itu, di bagian yang tidak terekspos matahari akan memiliki banyak auksin karena tidak dipecah oleh sinar matahari, yaitu sebelah kiri. Sehingga, batang sebelah kiri akan tumbuh lebih cepat dibandingkan batang sebelah kanan yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam pertumbuhan. Akibatnya batang akan melengkung ke sebelah kanan mengikuti pertumbuhan sisi kanan yang lebih lambat. Inilah peran dari hormon pertumbuhan yang bernama auksin. Setelah mereka semua mengerti, aku tutup pelajaran dengan sedikit filosofi mengenai auksin. Aku katakan kepada mereka untuk menjadi MANUSIA AUKSIN. Mengapa? Kukatakan kepada mereka bahwa mereka harus tumbuh subur di bawah sinar matahari yang merupakan perumpamaan dari sebuah kondisi yang mudah dan menyenangkan. Tetapi, tak selamanya kita akan menemukan matahari dalam kehidupan kita. Kadang ada kondisi di mana semuanya gelap, seperti tak ada harapan. Karena itu, kita harus menjadi manusia auksin. Dalam terang kita tumbuh subur, dan dalam gelap kita menjadi lebih tinggi, lebih dewasa. Kita juga tidak boleh menyerah dalam mencari cahaya. layaknya auksin yang membimbing tumbuhan untuk menuju ke arah datangnya cahaya. Tak adanya harapan harus dapat membuat kita berusaha lebih keras untuk menemukan harapan tersebut, menciptakan jalan kita sendiri. Dengan demikian, kita akan tetap dapat tumbuh lebih tinggi dan subur, entah ada atau tidak ada matahari dalam hidup kita. Kawan-kawan, tidak hanya mereka yang harus menjadi manusia auksin. Kita pun harus bisa belajar dari tumbuhan yang berjuang bertahan hidup dalam kegelapan, mencari cahaya untuk dapat membuatnya tumbuh subur. Kita juga tidak boleh menyerah mengejar impian kita hanya karena tak ada harapan atau terdengar mustahil. Kegelapan ada untuk membuat kita lebih berani dan lebih dewasa untuk menemukan cahaya itu. Bahkan di luar angkasa yang gelap pun ada secercah cahaya yang disebut bintang. Beranikah kita mencari cahaya itu dalam kegelapan pekat tanpa menyerah seperti tumbuhan kacang hijau ini? Dream On!

Cerita Lainnya

Lihat Semua