info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Keberanian untuk Mencoba

Roy Wirapati 2 November 2010
Kamis, 28 Oktober 2010 Setelah kemarin aku cukup berhasil dengan kelasku. Hari ini aku harus mengajar kelas yang sama dengan mata pelajaran yang berbeda. Kali ini aku harus mengajar IPS mengenai benua Amerika. Aku merencanakan untuk mengajari mereka dengan menggambar. Aku meminta anak-anak kelas 6B untuk menggambar peta Benua Amerika beserta negara-negara di dalamnya secara detail. Mereka mengerjakan dengan semangat karena aku tahu anak-anak seusia mereka cukup menyukai menggambar. Tetapi, setelah beberapa saat, beberapa dari mereka mulai kehilangan semangat karena merasa tidak bisa menggambar dengan bagus. Mereka mengeluh kepada diriku bahwa mereka tidak bisa menggambar dengan bagus sehingga mereka cukup kehilangan semangat untuk mengerjakannya, ditambah lagi mereka melihat teman-temannya yang mengerjakannya dengan baik. Melihat sebagian besar dari mereka merasakan hal yang sama, akhirnya kuhentikan kegiatan tersebut. Kuminta mereka untuk mendengarkan ceritaku. Aku memulainya dengan bertanya apakah mereka takut untuk salah, dan semuanya menjawab ya. Kemudian, aku bertanya kepada mereka tentang siapa penemu lampu. Keheningan sesaat dan ada suara kecil yang menjawab Thomas Alva Edison.  Aku pun membenarkan hal tersebut. Kemudian kutanya lagi apakah mereka tahu berapa kali kesalahan yang dibuat Edison saat dia membuat lampu pijar tersebut. Mereka tidak tahu. Kemudian aku ceritakan bahwa Edison, dari 1000 kali percobaan, gagal membuat lampu pijar sebanyak 999 kali. Tapi apa katanya? Inilah salah satu quote terindah yang pernah kutemukan di dunia ini: Aku tidak melakukan kesalahan, aku hanya berhasil menemukan 999 cara yang salah. Itulah prinsip dasar optimisme. Kita harus memulai segalanya dengan mencoba. Aku menekankan kepada mereka mengenai prinsip untuk berani mencoba. Dibutuhkan sebuah langkah kecil untuk membuat sebuah lompatan besar. Aku tidak tahu apakah mereka menerima pesan yang kusampaikan ini, tetapi kemudian mereka mulai menggambar lagi. Di tengah-tengah menggambar aku menghentikan proses menggambar mereka. Peta mereka sudah selesai sebagian besar, tetapi belum diwarnai. Kemudian, aku melakukan sebuah kuis. Mereka kuminta untuk mengisi kolom-kolom di papan tulis mengenai batas-batas wilayah dari Benua Amerika dan negara-negara besarnya. Ternyata mereka semua memiliki prediksi yang sangat baik. Jawaban mereka sebagian besar benar. Akhirnya, setelah mereka semua selesai kuis dan memenuhi catatan mereka, aku meminta mereka untuk melanjutkan gambar mereka. Ternyata mereka bersemangat sekali menggambarnya. Bahkan melebihi waktu istirahat mereka. Waktu yang seharusnya hanya 3 JP mereka habiskan hampir 5 JP. Aku sudah meminta mereka untuk berhenti dulu dan ternyata mereka ngotot untuk melanjutkannya. Aku jadi tidak enak dengan sahabatku, Pipit, yang akan mengajar selanjutnya karena waktunya tersita sebagian karena diriku. Ini menjadi evaluasiku. Manajemen kelasku masih agak buruk walaupun aku sudah memiliki gayaku sendiri. Mudah-mudahan aku bisa memperbaikinya. Seperti kataku kepada murid-muridku, yang penting berani mencoba. It begins with one small step to make a giant leap. Dream On! Wirapati

Cerita Lainnya

Lihat Semua