info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Berita Relokasi

Roy Wirapati 25 Desember 2010
Muara Basung, 3 Desember 2010 Kutatap mata Kepala Sekolah Super itu dalam-dalam. Entah mengapa aku tidak pernah kesulitan berbicara seperti ini. Kata-kataku seakan-akan tercekat di tenggorokanku. Sebuah berita telah datang kepadaku semalam. Ini pernah menjadi diskusi, hanya saja keputusannya tak ada yang pernah tahu. Aku baru saja mendapatkan keputusan akhir itu. Aku direlokasi ke Pulau Rupat, salah satu pulau terdepan di Indonesia yang langsung berhadapan dengan Negeri Jiran Malaysia. Pulau ini adalah pulau yang membuat para guru bergetar jika ditempatkan di sana, tanpa pernah kuketahui apa sebabnya. Aku akan dipindahkan ke salah satu desa di sana selama sisa 11 bulan 7 hariku sebagai Pengajar Muda yang ditempatkan di Bengkalis. Akan tetapi, untuk menghormati SD yang ditinggalkan, aku tetap harus kembali 2-3 bulan sekali untuk memberikan pengabdian sejenak kepada SDN 07 Muara Basung yang aku tempati saat ini. Sangat berat bagiku untuk mengatakan ini. Tiga minggu. Tiga minggu adalah waktu yang terlalu cukup, lebih dari cukup bahkan, untuk mencintai sekolah ini, untuk menganggap keluarga Abi sebagai keluargaku sendiri. Aku hanya bisa menyampaikan kenyataan kepada kepala sekolahku, Bu Er, yang senantiasa mengayomiku seakan-akan aku adalah anaknya sendiri. Aku tak bisa banyak berkata setelah menyampaikan berita itu. Termasuk Bu Er pun juga tidak banyak berkata apa-apa. Kata-kata Bu Er yang menceritakan tentang betapa bersyukurnya dia dengan kehadiran Pengajar Muda di Pinggir memecah keheningan. Dia bercerita tentang banyak hal. Aku bisa melihat bagaimana perasaan beliau bercampur aduk pada saat itu. Tetapi, inilah kenyataan yang harus kami terima. Nasib memang tak bisa ditebak. Roda gigi takdir terus berputar. Para guru mengusulkan untuk membuat petisi kepada Pak Dewan, kakak ipar dari Kades Muara Basung, yang menjabat sebagai ketua fraksi salah satu partai di DPRD untuk menolak kepergianku. Tetapi, aku berusaha untuk mencegah itu. Aku tidak mau terjadi keributan yang sia-sia. Keributan yang hanya merugikan semua pihak. Aku jelaskan kepada kawan-kawan guru dan kepala sekolah bahwa di Rupat, ada sekolah-sekolah yang benar-benar kekurangan guru dan butuh bantuan dari kami. Mereka bisa mengerti karena mereka sendiri tahu bahwa tidak banyak guru yang mau dikirim ke Rupat, kecuali penduduk asli Rupat itu sendiri. Mendengar itu mereka bisa mengerti dan mengucapkan banyak sukses kepada diriku. Hal ini membesarkan hatiku. Akan tetapi, hal terberat adalah menyampaikannya kepada para murid. Aku tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Aku telah cukup dekat kepada mereka, sangat dekat sampai boleh dikatakan aku telah jatuh cinta kepada mereka semua. Aku jatuh cinta kepada ketekunan mereka, kemauan keras mereka, kegigihan mereka, bahkan kenakalan mereka. Aku tidak bisa meninggalkan mereka dengan mudah. Aku hanya bisa mengajar mereka sewajarnya seperti biasa dengan sungguh-sungguh dan di akhir pelajaran, saat mereka semua sedang girang-girangnya berkemas pulang, kusampaikan berita ini dengan tegas. Dalam sekejap kelas yang begitu ramai berubah menjadi sangat

Cerita Lainnya

Lihat Semua