Lampu di Kelas Baru

Putri Rizki Dian Lestari 25 Maret 2012

Kelas baru kami sudah di pasangi lampu, jadi les persiapan UN bisa dilaksanakan di dalam kelas. Sebelumnya les tambahan di laksanakan di Langgar atau di rumahku, kendalanya adalah anak-anak harus belajar membungkuk tanpa meja dan kursi serta tidak ada papan tulis. Akhirnya aku meminta warga memasang lampu untuk belajar.

Setiap usai solat isya, anak-anak menjemputku untuk sama-sama ke sekolah. Ketika akan memasuki ruang kelas yang gelap, semua anak berjalan dibelakangku, memegangi bajuku erat-erat. Rupanya mereka takut, terlebih ada warga yang meninggal beberapa hari lalu disertai isu pocong yang gentayangan. Walaupun mereka takut rupanya mereka lebih takut tidak lulus ujian. Jadi kalahlah rasa takut sama pocong.

Setelah lampu kelas dinyalakan barulah mereka lebih tenang. Tiba-tiba spidol papan tulis habis, sedangkan saat itu sedang belajar matematika dan butuh menguraikan jawaban soal. Rumahku hanya berjarak 200 meter hari rumah. Jadi kupikir sebaiknya aku ambil saja tinta isi spidol. Aku minta izin pada anak-anak untuk pulang sebentar dan mereka harus menyelesaikan soal selanjutnya. Ternyata mereka takut dan minta iku. Akhirnya kami beramai-ramai pulang ke rumahku dan kembali lagi ke sekolah. Sungguh tidak efektif. Tapi setelah itu mereka belajar lagi dengan tenang.

Wilayah dusun kami terbagi menjadi dua yakni utara dan selatan, dan sekolah berada di selatan. Kalau ada satu anak utara yang tidak masuk, berarti tugas ku untuk mengantar anak tersebut pulang ke rumah. Jaraknya tidak terlalu jauh sebenarnya, tapi karena jalannya gelap sekali mereka jadi takut.

Les dilaksanakan seminggu 5 kali. Setiap hari selasa, rabu, kamis, jumat dan minggu. Setiap pukul 19.00 wib sampai 20.30 wib terkadang sampai jam 21.00 wib. Tapi tidak pernah lebih dari itu karena mereka harus berangkat sekolah lagi pagi-paginya.

Hujan, angin kencang, jalan becek bahkan issu pocong tidak mematahkan semangat mereka untuk bisa mendapat hasil yang terbaik dalam ujian nasional nanti. Mereka bertekad mengubah posisi SD mereka yang bertahun-tahun menjadi yang terbawah se-kecamatan.


Cerita Lainnya

Lihat Semua