Bagaimana Saya Memulainya?

Petra Aprillia Monica 20 Agustus 2012

 

(20 Agustus 2012)

Doa saya disini hanya satu: “Semoga saya dapat bermanfaat di lingkungan rumah baru saya ini”.

Selain takut tidak ada kerjaan pada bulan Ramadhan, saya juga takut tidak dapat membaur. Membaur dalam arti berguna bagi masyarakat entah dalam bidang apapun, ya mungkin disini kita membicarakan pendidikan, karena saya dipandang oleh warga disini sebagai seorang guru. Tapi saya tidak ingin hanya fokus terhadap anak-anak (murid-murid) saya di sekolah saja. Saya ingin warga disini menyerap apapun dari saya yang dapat berguna bagi masyarakat.

Dalam bayangan awal saya, saya ingin menjadi guru yang baik bagi anak-anak saya di sekolah, guru les mereka di luar sekolah, guru les anak-anak SD lain, guru les anak SMP, SMA dan siapapun yang ingin belajar. Tapi bagaimana caranya supaya mereka bisa mendatangi saya? Untuk anak-anak di sekolah bukanlah hal yang sulit karena kami sudah didekatkan dengan kegiatan Lomba Imtaq Ramadhan yang lalu, tetapi bagaimana dengan anak-anak lainnya? Darimana saya bisa dapat channel-nya? Siapa yang harus saya datangi? Haruskah saya keliling desa mempromosikan diri saya “Hai anak-anak mari belajar dengan bu guru!” hmmm.. I don’t think so. Saya yakin anak-anak tertarik untuk belajar, tapi mereka pasti malu untuk mendekati saya jika mereka bukan dari sekolah saya. How? What should I do to make them come to me? Haruskan saya survey satu per satu anak yang ingin belajar? Belum lagi membayangkan anak-anak SMA, pasti lebih susah pendekatannya. Kurang lebih itulah apa yang ada dalam pikiran saya. Siapa tokoh kunci yang bisa saya pegang?

Di dekat kantor Camat terdapat sebuah bangunan bernama PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). PKBM adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan belajar masyarakat, misalkan Kejar Paket A dan B, PAUD, pertemuan-pertemuan guru atau pengurus PKBM dan yang lebih sering digunakan oleh pemuda-pemudi adalah layanan internet. Ada satu ruangan besar sebagai kelas, lalu satu ruangan sedang dengan 3 unit komputer berkoneksi internet, lalu satu ruangan kecil dengan 2 unit komputer sebagai ruang operator. Selama saya disini, saya belum pernah melihat ruang kelas digunakan, katanya program kejar paket sudah selesai. Para pemuda lebih sering menggunakan fasilitas internet dan print-nya, jadi semacam warnet desa.

Saya pernah ke PKBM sekali pada siang hari, sepi. Suatu malam saya ajak Bu Nutfah, salah satu guru sukarela di SD saya, untuk pergi ke PKBM dengan alasan mencari tugas. Sebenarnya saya ingin melihat situasi di PKBM dan siapa tahu saya dapat bertemu dengan pemuda desa yang cukup aktif. Tidak tahulah aktif dalam hal apa atau bagaimana, intinya feeling saya menyuruh saya untuk ke PKBM malam itu. Apa pun itu, kita tidak akan sampai kemana-mana jika kita tetap diam di rumah, kan? Sesampainya di sana, awalnya sepi. Sekitar jam 8 mulai berdatangan beberapa pemuda-pemudi. Tahu saya ada di situ, mereka berdiri di sekeliling saya untuk mencari tahu apa yang saya lakukan. Saya tahu mereka mengomentari cara saya mengetik, entahlah apa. Saya cuek saja. Ada beberapa yang menyapa “bu.” ada yang bertanya-tanya tentang saya lewat Bu Nutfah. Semakin ramai, saya berniat membayar. Di ruang kelas, ada beberapa pemuda membuat spanduk (menempelkan huruf-huruf di kain besar), saya coba menyapa mereka.

“Sedang buat apa?”

“Oh Ibu, kami sedang buat spanduk” kata seorang gadis yang ada di situ.

“Oh, ada acara apa?”

“Kebetulan kami akan mengadakan reuni SMP Ibu, jika Ibu ada waktu besok jam 8 pagi kami mohon kehadirannya, bu.” Kata seorang laki-laki dengan sangat ramah.

“Oh maaf besok jam 8 saya ada jadwal mengajar. Apakah kalian pengurus PKBM ini?”

“Oh bukan.” Lalu dia panggil seorang laki-laki.

Kami pun berkenalan, “nama saya Petra”

“Perkenalkan nama saya Daus.”

Singkat cerita, malam itu kami berbicara singkat mengenai peran PKBM dan kegiatan-kegiatannya untuk masyarakat. Daus mengutarakan ketertarikannya untuk mengajak saya dalam berpartisipasi atau membuat program-program di kecamatan Parado. Saya pun mengutarakan partisipasi apa yang bisa saya berikan di masyarakat sekitar. Malam itu saya tahu misi saya untuk datang ke PKBM tercapai.


Cerita Lainnya

Lihat Semua