info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Ucapan Terima Kasih di Tahun yang Baru

PatrickNikolas S Roeroe 1 Januari 2016

“Selamat Tahun Baru semuanya!” ucap kami dengan bersalam-salaman satu dengan yang lain. Pergantian tahun baru kali ini, kami rayakan di atas kapal laut menuju Ternate. Dan baru saja berakhir, masa penugasan kami, Pengajar Muda di Halmahera Selatan dan di masing-masing desa penempatan. Melalui pergantian tahun baru ini, saya pun teringat kembali tentang bagaimana satu keputusan waktu itu memberikanku pengalaman yang luar biasa ini.

Setahun yang lalu kira-kira saat diriku galau menghadapi pekerjaan yang sedang kujalani. Hampir semua persyaratan pekerjaan yang kuidamkan kudapati di pekerjaan saat itu. Bagaimana tidak? Sehubungan dengan pekerjaan yang ku lakukan aku dapat berjalan-jalan lintas daerah-daerah di Indonesia, mulai dari kota-kota Sumatra, kota yang belum pernah kuinjak sebelumnya hingga pedalaman di daerah Kalimantan. Aku juga dapat menggunakan keilmuanku yang kusenangi yaitu ilmu pelatihan dan lebih jauh dapat mengembangkannya dalam dunia korporasi. Di samping semua itu, aku bisa kembali ke rumah setelah berpetualang dan mengembangkan ilmuku, karena lokasi tempat ku bekerja berada di pusat kota Jakarta. Namun, ada saat dimana ku hanya termenung dari kantor dan berharap aku memiliki pekerjaan lain yang memenuhi hasrat ku. Namun, aku tidak tahu, pekerjaan apakah itu?

Melalui kegelisahanku ini, saya pun mencari dan terus mencari apa pekerjaan yang (mungkin) dapat memberikan kepuasan pada hasrat yang bahkan diriku tidak mengetahui jawabannya. Seperti semesta yang mendukung, temanku memberitahu akan keberadaan Indonesia Mengajar. “Setahun mengajar, seumur hidup menginspirasi”, slogan yang membuatku semakin penasaran tentang program ini. Tanpa diduga, saya diterima menjadi Pengajar Muda angkatan 9. Menjadi salah satu dari lima puluh dua orang yang diterima. Penerimaan ini, membuat ku akhirnya melepas pekerjaan sebelumnya. Kuharap petualangan kali ini membuat saya semakin tertantang. Bersama dengan lima puluh satu orang, kami pun dilepas ke berbagai desa di Nusantara.

Satu tahun berselang, saya pun mengalami dan menyaksikan berbagai petualangan, berbagai tantangan, berbagai perasaan, dan berbagai cerita. Melalui semua itu, satu kata yang dapat kuucapkan dari dasar hatiku, “terimakasih”.

Terimakasih untuk semua para penggerak di Kabupaten. “Tanpamu apa jadinya aku,” sepotong lirik lagu yang dapat kulukiskan mengenai kalian. Mulai dari Bapak Bupati, Bapak Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pendidikan, Komandan Kodim, Komandan Kompi, Kepala Dinas lain, serta staf-staf yang telah membantu kami. Para aktivis baik Pemuda Penggerak Desa, Rumah Inspirasi Halsel serta aktivis-aktivis yang terlalu banyak disebutkan disini, “I heart you”, kalian luar biasa teman-teman! Tidak lupa para relawan yang telah datang di Halmahera Selatan, maupun rekan-rekan yang telah berkontribusi dari jauh, terimakasih telah mengingatkanku bahwa masih banyak orang baik di Indonesia dan masih banyak orang yang mau berkontribusi dengan tulus untuk kemajuan pendidikan.

Terimakasih masyarakat desa penempatanku, Desa Waya, yang tidak bisa kuucapkan satu demi satu. Yang telah menyambutku dengan senyuman. Memanggilku untuk mampir masuk ke rumah menikmati kui dengan teh hangat atau memberikan sajian makanan yang masih hangat. Telah menemaniku bercanda bersama, tertawa bersama, memberikan semangat untuk setiap pekerjaan yang kulakukan, juga memberikan teguran saat kita salah. Kalian telah mendengarkan keluh kesahku dan ceritaku yang mungkin kadang membosankan. Terimakasih om dan tante, kita senang sekali mendapatkan penempatan di Desa Waya. Lain kali, kita piknik bersama lagi ya!

Terimakasih para sahabat-sahabat guru SD Negeri Waya. Bapak kepala sekolah yang selalu kurepotkan dengan banyak permintaan dan banyak kegiatan. Terimakasih untuk tidak melepaskan sekolah di Waya dan mau memperjuangkan pendidikan Desa Waya. Mau membantu dan terlibat aktif di banyak kegiatan. Bu Melisa, terimakasih banyak selalu berbagi keluh-kesah, cerita-cerita mulai dari yang sedih, menyebalkan, hingga menyenangkan. Telah mau ikut pusing dalam setiap kegiatan siswa dan menyelesaikan tanggung jawab dengan baik. Dan tentunya selalu mau memanggil dan menyambut kita di rumah dengan minuman dan makan. Untuk Pak Karno, terimakasih mau undang kita makan di rumah deng mau mengantar kita kemana-mana dengan ketinting. Untuk Pak Riko, sang Naga. Walaupun terkadang mengesalkan, terimakasih menjadi pendengar yang setia akan ide-ide baru dan mau membantu ide kita. Terimakasih mau menjadi sahabat kita deng mau membantu setiap kegiatan yang ada. Untuk Pak Hanafi, Ustadz. Terimakasih telah menemaniku dalam setahun ini. Dalam suka dan duka, dalam kekesalan, kekhawatiran, dan keharuan. Sebagai ustadz, terimakasih mau menemaniku yang seorang nasrani. Kita tidak bisa melupakan saat tong sama-sama bikin lapangan bersama deng kegiatan yang lain. Kita bersyukur ada ustadz di desa ini, yang selalu setia menemani kita. Mohon maaf ya kalo kita menyusahkan. Terimakasih untuk Bu Eva yang menjadi teman cerita yang menyenangkan dan terus bersemangat akan kemajuan pendidikan di Desa Waya terfokus di PAUD Bougenville. Terimakasih untuk Alm. Engku Anwar yang terus memberikanku pelajaran tentang pentingnya pendidikan. Terimakasih untuk anak-anaknya Engku, mulai dari Adenony, Irsun, Adenona, dan Risna yang telah membantuku baik secara dukungan moril, santapan lezat setiap waktu, dan kerjasamanya untuk mengadakan setiap kegiatan pendidikan di Desa Waya. Tidak lupa, ku berterimakasih juga untuk para penggerak desaku, seperti Waeka dan Mama Jadu yang terus berpikir dan melakukan aksi untuk kemajuan desa.

Terimakasih anak-anakku, murid SD Negeri Waya yang telah membuat bapak merasakan emosi seperti pelangi. Berjuta warna, penuh perasaan. Terkadang marah melihat kelakuan kalian yang berbuat kasar dan tidak memperhatikan bapak. Terkadang sedih saat merawat kalian yang sakit. Terkadang tertawa melihat kelakuan kalian yang begitu konyol di dalam kelas. Hahaha. Tersenyum saat kalian menghibur bapak sedang sedih dan memaksa bapak untuk keluar dari kamar agar bermain bersama kalian dan melupakan kesedihan bapak. Walaupun baru satu hari, bapak sangat kangen dengan kalian. Biasanya bapak dibangunkan oleh suara kalian yang selalu berkumpul di depan rumah setiap hari. Begitu banyak rasa senang, melihat kalian berkembang, melihat kalian tertawa, bermain bersama, batobo bersama di air kah atau di laut. “Bapak senangkah? Kalo bapak senang, kita juga senang,” itulah pertanyaan kalian saat bermain bersama. Bapak mohon maaf, tidak bisa menjadi guru ideal kalian yang sebenarnya sangat sederhana, yaitu guru yang selalu hadir. Mohon maaf, bapak pamit dulu, terimakasih sudah mencoba menahan bapak untuk tidak pulang. Bapak sayang kalian, terimakasih telah menjadi bagian dalam hidup bapak.

Untuk keluarga piara, papa, mama, Jeni, Jeli, Ananta, Fandi, dan Rivan. Terimakasih telah menjadi rumah yang hangat dan bersahabat untuk diri kita. Kita senang sekali tinggal di rumah kalian. Kita dapat merasakan kasih sayang di rumah ini, bisa cerita-cerita, belajar bersama, dan main bersama. Papa dan mama harus baik-baik disana ya. Semangat dan sukses terus. Untuk Jeni, Jeli, dan Ananta, ngoni samua harus terus belajar, sekolah, dan bisa bertemu bapak lagi. Untuk Mama Marni dan Mama Adema dengan keluarga, terimakasih juga selalu rawat pa kita. Mohon maaf jika kita merepotkan.

Atas seluruh pengalaman tersebut. Terimakasih kuucapkan untuk Indonesia Mengajar.

Terimakasih Indonesia Mengajar, saya dapat merasakan kepedihan perpisahan. Pamit menjadi satu kata yang sulit terucap dan terus menerus menjadi kegelisahan setiap malam mendekati hari kepergian. Pamit kepada seluruh orang luar biasa di kabupaten ini. Pamit kepada bapak ibu, om tante, yang selalu menegurku dalam suka dan duka. Pamit kepada bapak ibu guru, juga pemuda penggerak di desa yang biasanya menemaniku minum teh atau minum kelapa dengan sekelumit pembicaraan. Pamit dengan keluarga piara, tempatku merasakan senyuman yang berarti, kagetan pagi hari, dan bermain bersama. Juga, pamit kepada semua anak-anak Desa Waya, teman-teman terbaikku untuk bermain dan belajar akan kehidupan.

Dan tidak lupa, kuucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat Pengajar Muda di Halmahera Selatan ini. Ito, Andri, Zamrud, Mira, Indah, Niesya, dan Nisa. Kalian sudah seperti keluarga bagiku! Terimakasih banyak telah menemani diriku selama setahun ini melewati begitu banyak pengalaman dan tantangan. Belum pernah kudapatkan tim yang seperti kalian. Terimakasih, Halsel Bergelora!

Melewati setahun ini, kusadari betapa berkembangnya diriku. Melalui perasaan, pikiran, dan kemauan. Hingga kurasa bahwa keputusan setahun yang lalu merupakan langkah yang tepat. Sekarang, aku sudah siap menghadapi gelombang kenyataan yang kurasa lebih kuat dan berombak semasa penempatan.So, mari berpetualang kembali!


Cerita Lainnya

Lihat Semua