info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Seorang Guru dan Guru Kecilnya

Nurlaila Tut Taqwa 28 Agustus 2012

 

Menjadi guru harus siap untuk menjadi role model bagi anak didiknya. Menjadi Guru harus mampu mengaplikasikan setiap kata yang diucapkan. Dan hari itu saya diingatkan bahwa saya adalah seorang guru. Seseorang yang digugu lan ditiru.

Hari itu  pelajaran musik dikelas 5 dan 6. Karena saya hanya bisa pegang alat musik tanpa bisa membuat nada yang bagus jadi saya hanya bisa menonton dan melihat anak – anak belajar gitar bersama salah satu guru honorer yang juga pandai memainkan berbagai lagu dengan gitar. Anak- anak saya dipulau cukup pandai bermain musik. Baik musik  keroncong maupun gitar. Bahkan anak kelas 3 SD sudah bisa bermain gitar. Musik menjadi bagian dari desa ini,setiap ada acara selalu ada iringan musik untuk tarian empat wayer ataupun sekedar untuk hiburan. Tidak heran jika anak – anak juga mahir dalam memainkan alat musik yang punya beragam nada.Potensi mereka ini yang membuat saya berfikir untuk membuat ekstrakurikuler musik. 

Kami belajar untuk menyanyikan lagu “ berkibarlah benderaku” dengan alat musik. Saya mencatatkan teks lagunya di papan tulis. Pak Jansri memainkan gitar dan anak – anak mulai bernyanyi.Tentu saja bernyanyi diiringi nada berbeda ketika menyanyi tanpa ada iringan alat musik. Berkali – kali pak Jan mengatakan suara mereka kurang menyesuaikan dengan alunan musik gitar.

Saya meminta pak Jan untuk menjelaskan bagaimana kunci dan nada dalam lagu berkibarlah benderaku. Anak – anak mendengarkan dengan antusias.Pak Jan meminta beberapa anak untuk mempraktekan lagu “Berkibarlah Benderaku “ dengan memainkan gitar. Tentunya mereka harus menyesuaikan nada yang benar.

Setelah pelajaran selesai , beberapa anak masih dikelas dan meminjam gitar.

“Nyandak istirahat Miksan? “ tanya saya .

“ Nyandak bu, kita masih suka belajar lagu Berkibarlah Benderaku “ jawabnya santai.

 

Saya biarkan dia bermain gitar dikelas, sementara saya memeriksa tugas Matematika milik anak – anak kelas 5.

 “ Ibu bisa main gitar ?”tanya miksan setelah beberapa saat kami asyik dengan kegiatan kami masing – masing.

Tala, Ibu nyandak bisa main gitar “ kata saya masih sambil memeriksa tugas anak- anak.

“ Ibu so pernah belajar main gitar “ tanyanya lagi. Saya menggelengkan kepala karena saya memang belum pernah mencoba untuk serius belajar gitar.

Kate ( katanya ), Ibu so sering bilang jangan bilang tidak bisa kalau belum mencoba.Berarti ibu bukan nyandak bisa tapi belum bisa dan Ibu suka main gita harus belajar no ” katanya polos sambil tersenyum.

Ore kere, Ibu belum bisa bukan tidak bisa, kasebue e so mengingatkan ibu  “ ujar saya sambil tersenyum. Kami sama – sama tersenyum mungkin untuk alasan yang berbeda. Ada rasa bangga dibalik senyum anak ini.Dia tersenyum karena mungkin bisa mengingatkan gurunya. Saya tersenyum karena saya kembali tersadar akan suatu hal.

Saya memang sering mengajarkan pada anak – anak untuk menghindari kata – kata “saya tidak bisa”.Selama ini saya sering berkoar  jangan pernah bilang tidak bisa sebelum mencoba, segala sesuatu pasti bisa diwujudkan kalau kita mau berusaha belajar.Saya juga yang membuat hiasan dinding dikelas dengan tulisan “Aku Anak juara!Aku pasti bisa!”.Dan hari ini , siswa saya mengingatkan saya tentang apa yang sering saya ucapkan pada mereka.Mereka mengingatkan saya  bahwa saya adalah seorang guru.

Saya jadi ingat dengan obrolan lama bersama sahabat saya siska  yang juga seorang guru di Semarang. Kenapa harus menjadi seorang guru ?.Dia mengatakan  “ When I told them once, I have to told my self 1 million time, So that lateer when i feel doubt with my decision, I can force, insist myself to feel shy what I’ve told to people”.Kamu benar sekali siska, hari ini saya merasakan betapa saya malu dengan guru kecil saya ini. Saya malu sekaligus bangga dan bahagia. Bangga karena mereka ternyata apa yang saya ucapkan tertanam dihati mereka, bahagia karena saya belajar bahwa saya adalah seorang guru yang seharusnya bisa digugu lan ditiru. Saya tau saya mungkin jauh dari guru yang ideal, tapi setidaknya dengan ingat bahwa saya adalah seorang guru. Saya akan berusaha untuk benar – benar menjadi seorang Guru. 

 

 

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua