Pada awal datang ke Desa Kemboja saya hanya melihat anak-anak biasa yang sedang bermain bola di halaman sekolah SDN 13 Kemboja. Kemudian satu anak menegurku untuk mengajak bermain bole bersama, mungkin karena saya orang baru mereka lihat. Aku menyadari mereka punya potensi besar dibidang olahraga. 

Sebulan saya bertugas di SDN 13 Kemboja tiba-tiba siswa mengajak ku untuk menjadi pelatih bola mereka yang diberi nama "Angket FC", nama yang terinspirasi dari tim senior sepak bola desa kemboja. Aku kemudian bertanya memangnya untuk lomba dimana? ternyata desa sedang mengadakan lomba bola tingkat SD di desa kemboja. Semangat terpancar diwajah mereka, sehingga aku mengiyakan ajakan untuk melatih, kebutulah aku hoby bola.

Namun setelah mengkonfirmasi ke pihak sekolah melalui kepala sekolah ternyata kepsek tidak mendukung keikutsertaan tim SDN 13 Kemboja berpartisipasi sebab ketakukan akan adanya siswa yang cidera. Namun aku tak berhenti sampai disitu, aku kemudian mengajak salah satu guru perempuan yang kulihat cukup aktif dan semangat dalam bidang olahraga, namanya bu suri. 

Melalui beliau akhirnya aku tahun bahwa ini adalah lomba pertama siswa SDN 13 Kemboja, mereka belum pernah sama sekali mengikuti lomba. Hal tersebut membuatku makin semangat mengajak siswa dan bu suri ikut lomba tingkat desa, apalagi setelah mendengar bahwa satu per satu anak didikku sampai rela mengumpulkan uang mereka untuk biaya pendaftaran dan pakaian bola mereka.

Singkat cerita hari lombapun tiba, kami diantarkan oleh salah satu orang tua siswa saya yang begitu semangat melihat anaknya ikut lomba, kami menaiki tosa sebuah kendaraan roda tiga yang biasa masyarakat kemboja gunakan untuk mengangkut barang. Dalam turnamen tersebut saya cukup kaget sebab tim sekolah kami berhasil mengalahkan satu persatu tim dari sekolah lain, sehingga mengantarkan kami menjadi juara 1 lomba bola tingkat desa.