Jarak bukan penghalang untuk mengukir prestasi!

Nanik Nor Laila 27 Januari 2025

 

"Ibu, Mufa tidak sabar untuk mengikuti lomba ke Kuala (Pusat Kabupaten Seruyan)!!"

Sebelum mengenal Mufa si anak muridku yang super-duper ekspresif dengan suaranya yang khas. Mari berkenalan terlebih dahulu dengan sekolah SD Negeri 1 Lanpasa yang berada di tengah hutan sawit, tempatku bertumbuh selama hampir setahun ini. Aku dibersamai oleh 10 guru perempuan hebat dan 1 kepala sekolah yang paling ganteng diantara yang lain. Lanpasa berada di Kecamatan Seruyan Raya yang berada di tengah-tengah sawitan menjadikan kecamatan ini memiliki sekolah swasta yang lumayan banyak. Keuntungan dari sekolah swasta sawitan yakni sekolah-sekolah tersebut memiliki fasilitas yang lebih memadai. Menurutku secara pribadi cukup jauh dengan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah negeri seperti di sekolah. Namun aku selalu bilang kepada guru-guruku bahwa yang membuat kita hebat adalah tekad dan kemauan, hal yang selalu kukatakan adalah “Anak-anak murid kita hebat-hebat dan memiliki keistimewaannya tersendiri”.

Seperti yang tergambar di peta kalimantan, Seruyan adalah sebuah kabupaten yang sangat luas sekali, luasnya 16.404 kilometer persegi, kebayang kan sebagaimana luasnya?? Tidak heran menuju pusat kabupaten pun begitu jauh, dari desa Lanpasa untuk menuju pusat kabupaten harus melewati kabupaten lain, aneh bukan? hehehe, butuh sekitar 6-7 jam menuju pusat kabupaten dengan jarak kurang lebih 240 KM. Namun, jarak bukan penghalang untuk mengobarkan semangat juang aktor-aktor hebat dari Lanpasa!!!. 2024 yang sudah berlalu, namun dunia harus tahu cerita perjuangan anak bangsa dan peran aktor-aktor yang membersamainya. Tepatnya pada bulan Agustus, dinas perpustakaan Seruyan mengadakan Lomba Bertutur untuk jenjang SD/MI dan lomba ini pun sudah rutin dilakukan oleh Dinas Perpustakaan Seruyan.  Lomba bertutur adalah kegiatan mengembangkan minat gemar membaca melalui cerita di daera setempat. Aku yang mengetahui informasi itu langsung mendiskusikan dengan kepala sekolahku, tidak butuh lama untuk meyakinkan beliau bahwa ini adalah kesempatan untuk anak-anak memiliki pengalaman dan bertemu dengan teman lain dengan jangkauan yang lebih luas lagi. Kepala sekolahku sangat suportif, beliau bahkan menggunakan uang pribadinya untuk membiayai lomba ini. 

Sebenarnya aku lumayan deg-degan sekali, karena ini adalah kali pertamanya sekolah  mengikuti lomba di tingkat Kabupaten dan pastinya biayanya pun cukup lumayan. Namun aku dengan percaya diri mengajukan untuk mengikuti lomba tersebut. Hal pertama yang harus kulakukan adalah melibatkan guru-guru untuk mendukung proses lomba ini, karena aku berharap perlombaan seperti ini tidak berhenti ketika masih ada pengajar muda. Dari proses seleksi siswa pun aku sudah melibatkan guru di sekolah, aku juga ingat sekali dalam revisi teks aku juga banyak bertanya pada guru senior. Akhirnya terpilihlah Mufa anak muridku yang paling ekspresif dan penuh drama hehehe, tapi tingkat percaya tingginya luar biasa. Ia tidak malu untuk tampil dan mengekspresikan perasaannya, potensinya luar biasa pokoknya deh. Mungkin kalau digambarkan, tiada hari si Mufa tidak cerewet bertanya tentang banyak hal. Ingat sekali, wajahnya yang selalu ceria menyapaku di pagi, sangat terkenang, karena tingakhnya sangat ekspresif. Dari Mufa aku belajar bahwa ekspresi wajah ternyata bisa membuat hari seseorang lebih bahagia. Mufa juga sangat aktif dalam kegiatan di sekolah, dia menjadi pengurus UKS dan juga dokter kecil. 

Waktu berlalu, sekitar 2 mingguan aku melatih Mufa, sangat seru dan asyik sekali. Bersama Mufa, teman bertumbuhku, aku suka sekali bermain ekspresi, ketika proses latihan hal yang kusuka ketika aku dan Mufa mencari gambaran emosi yang tepat untuk emosi di cerita yang dibawakan Mufa. Aku tak pernah menuntut Mufa untuk menghafal, aku selalu suka gaya spontan Mufa dalam bercerita. Aku juga tidak sendiri melatih Mufa, guru-guru selalu meminta Mufa tampil di sekolah, mereka juga memberikan masukan dan ide untuk penampilan Mufa. Hal mengharukan juga datang dari cerita Ibu Mufa, ternyata setelah latihan bersamaku, orang tua Mufa juga membimbing Mufa di rumah. Tak disangka Mufa selalu membawa banyak hal baru ketika bertemu denganku. Aaaa, ternyata begini ya rasanya berjuang tidak sendirian alias gotong royong hehehe.

Meski dalam prosesnya tak bisa dipungkiri ada lika-liku yang hampir membuat tidak jadi berangkat, salah satunya adalah kendala transportasi di H-beberapa hari sebelum lomba. Namun akan betapa sedihnya Mufa kalau tidak jadi berangkat, akhirnya aku berkoordinasi dengan guru lain, orang tua Mufa untuk membantu mencari solusi yang terbaik. Akhirnya dua hari sebelum berangkat, tak disangka orang tua Mufa siap untuk menemani ke Kuala dan memberikan tumpangan istirahat, karena jarak yang jauh kami harus menginap beberapa hari di pusat kabupaten. Tak berhenti disitu, dukungan orang tua Mufa sangat nyata, dari membantu aksesoris Mufa, properti lomba, dan antar jemput menuju tempat perlombaan. 

Namun semuanya terbalaskan ketika Mufa tampil, sangat menakjubkan dan membanggakan sekali. Pada saat menuju giliran Mufa, dadaku berdebar kencang sekali, aku hanya bisa memberi kata-kata motivasi pada Mufa walaupun diri ini sebenarnya takut sekali hehehe. Saat tampil, aku sangat bangga sekali, dia menampilkan versi terbaiknya. Tak lupa, kebetulan ada beberapa temanku sesama pengajar muda di kabupaten dan melihat Mufa tampil. Tak lama setelah Mufa tampil, mereka tersenyum geli kepadaku dan berkata, “Seperti melihat kamu yang tampil tadi, drama dan ekspresinya dapat banget hahaha”. Ohiya, aku lupa memberitahu cerita yang Mufa bawakan adalah cerita yang berasal dari Kalimantan Tengah yakni “Batu Banama”. 

Tidak banyak harapanku, dengan dia berangkat mengikuti lomba, bertemu dengan teman dari sekolah lain, dan melihat dengan nyata bahwa dunia ini sangat luas dan beragam, pun sudah sangat cukup. Senangnya, melihat dia berkenalan dengan teman baru, bertukar cerita, dan dia juga akhirnya tahu pusat kabupaten Seruyan yang sangat jauh itu hehehe.

Jeng jeng jengggg, juara pun diumumkan dan aku sangat bersyukur sekali sampai menitikkan air mata, tak hanya aku, guru pendamping dari sekolah juga menangis. Alhamdulillah Mufa mendapat peringkat ke-3, sangat luar biasa, hal ini membuktikan bahwa sekolah dari tempat terpencil dengan fasilitas yang cukup dan lokasi nan jauh dari kabupaten juga memiliki potensi yang luar biasa. 

Terima kasih kepada aktor-aktor yang sangat suportif, potensi yang ada akan lebih bersinar jika dirawat dengan baik. Seperti Mufa dengan lingkungan yang suportif ini! Aku juga bersyukur bisa membersamai langkah Mufa dan semoga dengan langkah awal ini akan memberikan motivasi untuk terus melangkah lebih berani, terutama guru-guru hebatku di sekolah. Aku juga belajar bahwa ketakutan tidak akan menjadi beban kalau dilakukan bersama-sama. 

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua