Saya Bangga Dipanggil, Pak Guru!!!
MuhammadTaisar 8 Juli 2015Makan Pak Guru, kopi Pak Guru, Teh Pak Guru, Mak buatin susu ya Pak Guru, keripik singkongnya dimakan Pak Guru.
Pak Guru, dengan dialek Sunda yang kental, terdengar panggilan dari seorang perempuan berusia sekitar 60-an tahun yang bukan kebetulan melainkan dengan takdir Allah kami dipertemukan dalam sebuah episode kehidupan yang berjudul Indonesia Mengajar. Panggilan itu begitu bermakna karena membangkitkan memori ketika saya bertumbuh besar di kampung halaman tercinta, Pasarwajo.
Pak Guru, begitulah nenek, kakek, bibi saya memanggil Bapak saya jika kami mengadakan kumpul keluarga yang biasanya terjadi pada momen-momen tertentu seperti sehari sebelum puasa, Bulan Rajab, Bulan Sya’ban, 17 Ramadhan, dan lebaran. Panggilan yang menurut saya aneh karena interaksi tersebut terjadi di luar sekolah, bukan di jam sekolah, tanpa seragam dinas khas guru tetapi Pak Guru adalah panggilan yang mereka sematkan kepada Bapak saya.
Sebagai Pengajar Muda, saya yang bukan berasal dari background keguruan akhirnya harus pasrah dipanggil Pak Guru ketika bertemu dengan semua orang di penempatan. Sesuatu yang sedikitpun tidak pernah saya bayangkan sebelumnya tetapi ternyata rasa aneh yang saya rasakan dahulu akhirnya terjawab oleh suatu kesimpulan bahwa guru adalah bukan sebuah profesi melainkan sebuah doa yang berisi harapan-harapan. Ya, harapan dari semua manusia untuk menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia sehingga dalam kehidupan ini tercipta keharmonisan dalam semua lini kehidupan, antar sesama manusia, antar manusia dan lingkungan, antar manusia dengan Tuhannya dan antar manusia dengan keseluruhan alam semesta.
Berat? Mungkin, Sulit? Bisa jadi. Tetapi tahukah kamu betapa terhormatnya seorang guru sampai masa jabatannya tidak terbatas. Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah, Direktur pada suatu saat akan habis masa jabatannya tetapi guru, dia abadi selama-lamanya. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sungguh sebuah kehormatan tertinggi yang pernah disandang oleh seorang manusia.
Masih ada waktu sekitar 11 bulan untuk kami Pengajar Muda 10 menghidupkan harapan-harapan masyarakat di penempatan kami masing-masing dan lebih jauh lagi, harapan-harapan seluruh elemen negeri ini untuk melunasi amanat Undang-Undang Dasar 1945. Panggilan Pak Guru atau Bu Guru dari orang-orang yang kami temui akan menjadi api semangat yang menyala dalam melaksanakan misi yang mulia ini.
Adalah sebuah kehormatan menjadi seorang guru. Saya bangga dipanggil, Pak Guru!!!
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda