Nyanyian Pendidikan Anak Jalanan Rangkasbitung

MuhammadTaisar 10 Oktober 2015

          Siang itu di hari Sabtu tanggal 26 September 2015 sepulang mengajar, saya berangkat ke Desa Penyandungan. Cuaca yang mendung tidak mengurangi semangat saya untuk datang menyaksikan suatu momen bersejarah dalam perjalanan mewujudkan Visi Lebak Cerdas 2019 yaitu peletakan batu pertama pendirian Taman Baca Masyarakat (TBM) di Desa Penyandungan yang dimotori oleh Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ) Rangkasbitung dinakhodai oleh Kang Ugas dan TBM Kedai Proses dibawah arahan Bang DC Aryadi.

          Kang Ugas sendiri adalah Ketua Forum Taman Baca Kabupaten Lebak sedangkan Bang DC Aryadi adalah Ketua Forum Taman Baca Provinsi Banten. Kedua orang tersebut sangat aktif dan produktif dalam berkolaborasi khususnya di bidang literasi. Hal tersebut dibuktikan dengan telah didirikannya 6 TBM di 5 Kecamatan di Kabupaten Lebak secara mandiri oleh kedua organisasi tersebut. Pencapaian tersebut terbilang sangat luar biasa yang membuktikan bahwa pendidikan bukanlah hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi siapapun yang mempunyai keinginan untuk meningkatkan taraf pendidikan bisa bekerja yang dimulai dari hal yang sekecil-kecilnya seperti apa yang dilakukan oleh Kang Ugas dan Bang DC di Lebak.

          Pada kegiatan hari itu saya banyak mendapatkan informasi mengenai sepak terjang KPJ Rangkasbitung dan TBM Kedai Proses dalam usaha meningkatkan kepedulian masyarakat Lebak akan pentingnya membaca. Bagaimana perjuangan Bang DC Aryadi untuk melakukan survey tempat pendirian TBM sampai daerah pelosok Lebak bagian selatan, Kang Ugas dan penyanyi jalanan yang mengadakan iuran setiap hari Jumat untuk membangun TBM. Sebuah bukti bahwa untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain yang diperlukan hanyalah keinginan saja. Tidak kurang dan tidak lebih.

          Apa selanjutnya?

          Peletakan batu pertama telah dilakukan. Walaupun bangunan TBM permanen belum berdiri tetapi semangat dan antusiasme masyarakat desa akan berdirinya sebuah TBM sangat besar seperti kata Kang Ugas “Di kehidupan manusia yang hanya sebentar ini, tidak perlu menunggu waktu lama untuk berbuat kebaikan”. Jadi tidak perlu menunggu adanya biaya dulu baru mendirikan TBM tetapi cukuplah keinginan saja yang akan membuat semua mimpi itu terwujud. Target pendirian 100 TBM di Lebak telah berkurang 1 lagi dan dengan semangat besar kedua orang tersebut dan dukungan dari semua pihak yang peduli pendidikan di negeri ini, bahkan mendirikan 1000 TBM pun rasa-rasanya tidak mustahil untuk dilakukan.

          Selain itu satu hal yang penting adalah konsistensi. “Mendirikan TBM itu gampang, menjaga TBM tetap hidup itu yang sulit” kata Kang Ugas. Untuk itu, pembinaan terhadap TBM-TBM yang telah ada masih harus terus dilakukan terutama dalam hal bagaimana memanajemen sebuah TBM dengan baik agar suatu saat nanti dapat berjalan secara mandiri. Tentunya dalam hal ini, semua pihak dapat ikut membantu untuk ikut bergerak dan juga semoga semangat kedua orang tersebut dapat ditularkan ke semua daerah-daerah di Indonesia.

          Hari itu saya banyak belajar dari Kang Ugas dan Bang DC Aryadi mengenai sebuah konsistensi. Mungkin kita hanya bergerak sendiri, mungkin kita merasa tidak ada yang membantu kita tetapi tidak ada batu yang tidak pecah jika setiap hari ditetesi air. Itulah konsistensi. Sebuah hal yang kecil akan menjadi besar jika dikerjakan secara konsisten dengan keyakinan bahwa tangan Tuhan selalu bekerja tanpa kita sadari jika kita melakukan sesuatu yang bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia. Semoga semakin banyak Kang Ugas dan Bang DC yang lain di Indonesia tercinta ini.


Cerita Lainnya

Lihat Semua