Mereka adalah Penggerak Dalam Senyap

MuhammadFirdaus Ismail 16 Juni 2015

Mereka bukanlah orang suci dari langit, yang diturunkan ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mujizat secepat kilat kemudian kembali ke langit. Tapi Mereka adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu yang tak pernah kunjung datang. Mereka tak harus dicatat dalam buku sejarah. atau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Mereka itu manusia biasa bukan malaikat, yang juga melakukan kesalahan dan dosa. Tapi mereka berusaha memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekelilingnya. Karya kepahlawanannya adalah tabungan jiwa dalam masa yang lama.

Dan sangat beruntung, kami Pengajar Muda Indonesia Mengajar Angkatan X penempatan Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur, dipertemukan dengan meraka di hari pertama kami menginjakkan kaki di NTT. Di tempat yang sederhana namun bersahaja, dengan suasana kekeluargaan yang sangat kental, berkumpullah para ‘penggerak yang bekerja dalam senyap’, untuk saling berbagi dan menginspirasi, saling menjejaringkan hingga terasa terbentuknya ruang interaksi positif. Sebagian dari mereka baru saling mengenal satu sama lain, tapi hati mereka langsung menyatu. Karena tujuan mereka sama, yaitu mendedikasikan sebagian hidupnya untuk berbuat sesuatu untuk orang-orang disekelilingnya. “Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, energi yang sama akan terkoneksi, dan setiap ada keinginan yang sama, semesta akan menjawab. Dan di malam ini, kita berkumpul disini bukan karena kebetulan, kita terkoneksi oleh energi yang sama, energi untuk berbuat baik dalam kesunyian.” Kata Kaka Donald, salah satu penggiat Komunitas Geng Motor Imut.

Malam itu, semesta menjawab, dengan mengumpulkan beberapa komunitas di Kupang dan sekitarnya diantaranya adalah Geng Motor Imut (GMI), Sekolah Lentera, Serikat Persaudaraan Guru, komunitas Pikul, Sekolah Musa, Komunitas Pemuda Anak Rote (KAMU),  SM3T Kupang, serta Pengajar Muda angkatan 8, dan Pengajar Muda angkatan 10. Masing-masing komunitas diberi kesempatan untuk bercerita, berbagi dan menyampaikan harapan ke depan dari adanya pertemuan ini. Gemetar hati ini ketika mendengar gagasan dan perjuangan mereka dalam mengabdikan dirinya untuk orang lain.

Orang-orang seperti merekalah yang kita butuhkan di saat krisis seperti ini. Orang-orang biasa yang melakukan kerja dan karya yang besar, bukan hanya untuk dirinya tapi untuk orang-orang disekelilingnya. Bukan orang-orang yang tampak besar tapi hanya melakukan kerja-kerja kecil lalu menulisnya dalam autobiografinya. Semangat untuk melakukan kerja-kerja besar dalam sunyi yang panjang itulah yang mereka hidupkan dan sebarkan untuk kita semua. Bukan hanya sekedar cerita heroisme yang melahirkan kekaguman tapi mereka juga mendorong kita untuk ikut ambil peran.

Apa yang telah mereka kerjakan bukan hanya untuk dikagumi, tapi untuk diteladani.

 

Cerita hari pertama masa transisi Pengajar Muda penempatan Rote Ndao.

Muhammad Firdaus Ismail

(Pengajar Muda X)


Cerita Lainnya

Lihat Semua