Surat Semangat untuk Pengajar Muda X

Arsyad Azizi 16 Juni 2015

Minggu 14 Juni 2015 dini hari ini di Bandara Soekarno Hatta. Tak ada suasana yang paling mengharukan sekaligus menyenangkan adalah saat kita harus saling mendoakan satu persatu sahabat kita yang siap menempuh belasan jam membelah sungai, daratan dan lautan untuk menjadi Bapak dan Ibu guru.

Sahabat, jika dulu para pendahulu kita berjuang dengan iuran pikiran, keringat, harta, darah bahkan iuran nyawa kini kita berjuang dengan menjadi Bapak dan Ibu Guru. Cara berjuang boleh berbeda tapi niat dan ketulusantetap sama.

Besok kita akan bertemu dengan begitu banyak orang baru di desa penempatan. Mungkin bisa jadi kita merasa belum kenal dekatnya tapi saya yakin bahwa sesungguhnya kita semua sudah sangat saling kenal. Kita dan orang-orang tersebutadalah anak-anak negeri yang di hatinya mengakar rasa cinta yang luar biasa kepada Indonesia kita. 

Kita sudahsiap untuk hadir menjadi guru. Siap untuk repot-repot karena cintanya kepada bangsa ini. Pendidikan, budaya dan karakter kita boleh beda tapi cinta kita kepada bangsa ini sama-sama dalam, tulus dan sepenuh hati. Itulah kesamaan identitas kita semua. Itulah kesamaan para Pengajar Muda. Cinta bangsa itulah yang membawa kitapilih turun tangan, ikut mewarnai masa depan!

Sahabat ketahuilah bahwa esok saat kita mengajar. Kita bersiap menyongsong anak-anak SD itu dan mereka pun menanti kedatangan kita.Datangi mereka dengan hati dan sepenuh hati. Peragakan cara kita meraih keberhasilan, tunjukkan bahwa integritas, kompetensi, kerja keras, ketangguhan dan kemandirian adalah resep yang powerful. Kita datang dengan niat mulia, ceritakan keberhasilan dan bagaimana kita melalui masa kesulitan. Izinkan mereka terpana, ajak mereka bermimpi, lepaskan imajinasi itu melangit, biarkan mata mereka berbinar melihat  dan mendengar cerita kita.  Ya, secara fisik kita cuma setahun di sana, tetapi inspirasi yang kita tanamkan bisa hidup amat lama, bisa mengakar amat dalam, dan bisa tumbuh amat kuat. Kita datang dengan hati, dan merekapun akan menerima kita dengan hati.

Kehadiran dengan hati itu sungguh dahsyat efeknyakarena inspirasi itu hidup sepanjang masa. Biarkan cerita, wajah, ketulusan dan semangat kitajadi bagian dari narasi mimpi mereka. Semoga, suatu saat kelak, mereka jadi seseorang dan bercerita bahwa inspirasinya tumbuh saat kita, kakak sebangsanya, datang ke sekolahnya. Biarkan mereka menyimpan cerita kita sebagai bagian dari semangat memenangkan masa depannya. Sedikit meminjam pesan Pak Anies saat melepas kita bahwa anak-anak perlu dirangsang untuk menerbangkan mimpinya amat tinggi, lalu lewat kerja keras yang cerdas dan doa yang tulus mereka diajak untuk -bukan cuma meraih mimpi- tapi diajak untuk melampaui mimpinya. Ya, ajaklah mereka untuk melampaui mimpinya!   Kita dan para guru di SDserta masyarakatdesaakan bisa berkata kepada diri sendiri bahwa kitabukan bagian dari yang menggerogoti bangsa apalagi merusak tatanan masa depan. Kitadan semua guru SD itu adalah bagian dari yang ikut meninggi-kuatkan, yang ikut menanamkan bibit masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini. Sekecil apapun bibit yang Anda rasa telah ditanamkan, ia bisa tumbuh amat besar dan melampaui dugaan kita.

Selamat bertugas, selamat menanamkan bibit semangat, selamat menumbuhkan mimpi. Pada anak-anak SD , karena pada mereka terdapat pantulan wajah masa depan Indonesia kita. Besok Anda akan jadi saksi awal dan jadi pewarna atas potret masa depan negeri kita. Di depan ruang kelas itu, setiap menit, setiap gerak dan setiap tuturadalah pewarna masa depan itu. Warnailah masa depan itu dengan kecemerlangan.

Sahabat kini kita buktikan bahwa generasi ini tetap mencintai bangsanya sebagai mana mereka yang mempertahankan Republik ini. Walaupun dengan cara yang berbeda.Sekali lagi, selamat menginspirasi dan salam hangat. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua