Kerja Bakti Pendidikan Melalui Kegiatan Belajar dan Bermain Di Desa Lekik

MuhammadFirdaus Ismail 1 Agustus 2015

"Berhenti mengeluh tidaklah cukup. Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup. Lakukan sesuatu sekarang. Bergabung dengan kerumunan positif dan terlibat membangun masyarakat sipil yang kuat melalui pendidikan.” (Anis Basweidan).

Itulah yang dilakukan oleh beberapa pihak yaitu Pangkalan TNI AL (Lanal) Pulau Rote, Masyarakat Desa Lekik, Guru-guru SD N Lekik, Pengelola Taman Baca Bunga Lontar (Laskar Bunglon), dan Wali Murid SD N Lekik yang dibantu oleh Tim KKN UNS, Tim KKN UGM serta Pengajar Muda X Indonesia Mengajar penempatan Kabupaten Rote Ndao. Mereka semua bersatu dan bersama-sama turun tangan ikut ambil bagian dalam berbuat untuk pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Rote Ndao melalui Kegiatan Belajar Dan Bermain (KBB) di Desa Lekik, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka telah ikut terlibat menepati janji kemerdekaan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kerja bakti untuk pendidikan ini dimulai ketika Kami yang disebutkan di atas tadi sepakat untuk melakukan rapat koordinasi di Lanal Pulau Rote. Kami mendiskusikan tema kegiatan, konsep acara, materi yang akan diberikan, logistik yang dibutuhkan serta pembagian peran dari masing-masing pihak. Beberapa materi yang kami sepakati untuk diberikan ketika KBB diantaranya adalah nasionalisme dan wawasan kebangsaan, pengembangan karakter dan pengenalan profesi, permainan dan tarian tradisional Rote, cerita inspiratif melalui dongeng, dan pelestarian sumber daya laut.

Masing-masing pihak melaksanakan tugas secara maksimal sesuai tugas dan peran masing-masing.  Lanal Pulau Rote misalnya, mereka menyiapkan dua truk TNI, satu mobil pintar dan logistik lainnya. Tak hanya itu, mereka juga antusias hingga lembur sampai dini hari untuk menyiapkan media pembelajaran guna mendukung penyampaian materi tentang nasionalisme dan wawasan kebangsaan. Begitu pun dengan yang lainnya dengan kreativitas masing-masing menyiapkan materi dan media ajar. Dan satu hari sebelum kegiatan, kami  berkumpul di rumah dinas yang disediakan Lanal Pulau Rote untuk “Kerja Bakti” menyiapkan logistik, media pembelajaran, serta melakukan gladi bersih terakhir sebelum kegiatan.

Semangat positif juga diikuti Kepala Desa Lekik yang sangat antusias dengan rencana KBB ini. Kepala Desa lantas meminta semua jajarannya (kepala dusun) serta para pendeta untuk menginformasikan ke semua warga masyarakat Desa Lekik. Kepala Dusun menginformasikan ke warganya masing-masing, pendeta menginformasikan melalui gereja-gereja, pemuda-pemudi memberi pengumuman di tempat berkumpulnya anak-anak, dan para orang tua menginformasikan melalui rumah ke rumah. Semua pihak Desa Lekik ikut ambil bagian mengajak anak-anak Desa Lekik mengikuti KBB ini.

Kegiatan KBB degan tema “Au Sue Lote” (Aku Cinta Rote) dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Juli 2015 (bertepatan dengan Hari Anak Nasional) di SD N Lekik. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah siswa-siswi kelas 4 – 6 dari Desa Lekik yang berjumlah 81 peserta (hampir semua anak-anak di Desa Lekik ikut). Sejak pagi pukul 07.00 WITA  para orang tua sudah mulai berdatangan mengantarkan anak-anaknya untuk mengikuti KBB ini (Lebih awal satu jam, karena sesuai jadwal registrasi peserta baru mulau pukul 08.00 WITA). Perwakilan kecamatan, kepala desa, guru-guru SD Lekik dan masyarakat Desa Lekik lainnya juga ikut hadir dalam kegiatan ini hingga selesai. Mereka ikut memberikan semangat kepada anak-anak. Mereka juga ikut membantu dalam mempersiapkan tempat KBB dengan membersihkan lokasi sebelum KBB dimulai. Dan ketika pos pengenalan tari dan permainan tradisional, perwakilan kecamatan, kepala desa, guru-guru dan masyarakat desa yang hadir menyaksikan KBB ini bersama anak-anak dan kami tim pelaksana secara bersama-sama menarikan tarian tradisional Rote yaitu Kebalai.

Pada saat istirahat, anak-anak disuguhi mobil pintar yang telah disediakan oleh Lanal Pulau Rote. Mobil pintar tersebut berisi beraneka macam buku bacaan untuk anak-anak. Anak-anak dengan antusias memanfaatkan waktu istirahat untuk membaca buku. Selain itu, mobil pintar juga menampilkan film anak-anak yang mendidik dan menyenangkan. Sehingga saat anak-anak menikmati makanan yang telah dibawanya dari rumah, mereka dengan seksama menyaksikan film tentang pendidikan anak tersebut.

Di akhir kegiatan, semua yang hadir dalam KBB ini bersama para peserta menuju ke pantai dengan dua truk yang telah disedikan oleh Lanal Pulau Rote. Anak-anak mendapatkan materi tentang pentingnya pelestarian sumber daya laut. Setelah itu, semua pihak yang hadir di kegiatan ini, secara bersama-sama melakukan susur pantai untuk “kerja bakti” membersihkan sampah di sekitar pantai. Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan mengajarkan kepada anak-anak untuk cinta lingkungan dan kebersihan.

Sampai akhir kegiatan, anak-anak terlihat masih antusias dan bersemangat. Dan dari sorotan matanya terpancar optimisme kalau mereka bisa meraih mimpi mereka. Kami yakin, meskipun mereka dari pulau paling selatan Indonesia, semangat mereka meyakinkan kami bahwa mereka berani bermimpi dan bercita-cita tinggi. Karena kami yakin, rumah boleh berada di kepulauan terdepan negeri ini, tapi mimpi harus selalu di langit, dan biarkan mimpi itu terus menjulang tinggi hingga mereka dapat meraihnya.

Langkah kecil yang kami lakukan memang tak lantas dapat menyelesaikan masalah pendidikan di Negeri Ini. Namun kami yakin, apa yang kami lakukan dapat menyalurkan energi dan semangat positif pada anak-anak untuk berani bermimpi tinggi, mempunyai nasionalisme tinggi, cinta lingkungan dan meyakini betapa kayanya kesenian daerah kita. Lebih dari itu, apa yang kami lakukan juga telah membuktikan bahwa semua pihak bisa ikut ambil bagian untuk pendidikan. Sekecil apapun itu, kita semua bisa berperan untuk kemajuan pendidikan di negeri kita tercinta ini. Semoga kolaborasi dan kerumunan positif kami ini, dapat menyebarkan semangat pada semua pihak untuk mau turun tangan menyelesaikan masalah pendidikan. Karena mendidik tidak hanya menjadi tugas guru, tapi mendidik adalah tugas kita sebagai kaum terdidik. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua