info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Rayuan Pulau Lipang

Muhammad 11 Agustus 2012

Melambai lambai

Nyiur di pantai

Berbisik bisik

Raja Kelana

Memuja pulau

Nan indah permai

Tanah Airku

Indonesia

(Rayuan Pulau Kelapa: Ismail Marzuki)

Ya....... sambutan lambaian nyiur kelapa di setiap aku datang, mengingatkanku pada lagu nasional rayuan pulau kelapa. Betapa kayanya Indonesiaku, betapa eloknya tanah airku. Termasuk juga pulauku ini, pulau Lipang.

Lipang, pulau kecil yang dari jauh bentuknya seperti segitiga sembarang berwarna hijau yang dikelilingi warna biru air laut ini memang mempesona mata sampai berdesir di hati selembut ombak ketika cuaca teduh. Namun semangatnya bisa didengar keras seperti hempasan ombak dan kencangnya tiupan angin di pagi shubuh. Harapan selalu menerangi jalan secerah siraman sinar purnama ditemani jutaan gemerlap bintang.

Lipang, Sebagian besar penduduk pulau ini adalah muslim, tapi di malam hari kau dapat menyaksikan banyak pohon natal berkerlip, seakan mengerlingkan cahaya menggoda mata. Bukan cemara! bisa pohon apapun dengan banyak kunang-kunang berkeliling seolah mengadakan pesta lampu.

Lipang, pulau mungil di lautan sangihe ini hanya seluas dusunku di jawa sana. Pulau ini bisa dikunjungi dengan sebuah perahu kecil khas sangir (pambut mereka kata). Perjalanan dari Tahuna ke Lipang sekitar 3-4 jam. Semua bergantung dengan cuaca yang sewaktu-waktu dapat berubah. Inilah resiko yang setiap hari dihadapi oleh pelaut-plaut tangguh dari pulau ini. Ya.... perubahan cuaca yang tiba-tiba taruhannya adalah nyawa.

Lipang tanpa disadari oleh masyarakatnya adalah salah satu pulau kaya di perairan sangihe. Bagaimana tidak? Di lautan sekitar pulau menyimpan banyak dan bermacam-macam ikan. Begitu kayanya lautan sini, sampai banyak nelayan Philiphine bersebaran bersaing mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya. Ikan seakan makanan pokok kami dengan lauk yang bisa bergantian antara nasi, sagu, dan ubi. Begitu banyaknya macam ikan yang dimakan sampai aku sendiri tak tega memakan ikan hias yang dulu kulihat begitu indah di tayangan televisi.

Keindahan pantai dan terumbu karang disekitarnya pun tak kalah menarik. Lembutnya pasir putih, cantiknya tebing-tebing batu pahatan alam diterpa ombak, gunung dari daratan tahuna yang terlihat jelas ketika cuaca cerah menambah pesona tersendiri. Duduk di bebatuan pantai ditemani angin pantai yang disejukkan oleh pohon-pohon bukit, membakar ikan yang didapat dari memancing dengan suguhan air kelapa muda segar, menikmati candaan anak-anak pulau, sambil mengagumi  keindahan ciptaan Tuhan, merupakan liburan yang tak terlupakan.

Tunggu dulu! .... belum selesai!

Aku tak membual mengatakan Lipang pulau kaya. Lipang tidak hanya punya warna biru dan putih, tetapi juga hijaunya pepohonan. Lipang tidak hanya memiliki laut dan pantai, tetapi juga kekayaan bukit yang subur.  Kelapa begitu banyaknya, pala menjadi satu komoditi tersendiri, jeruk peras, cabe, bambu, pisang, buah-buahan seperti nangka, sirsak, jambu, mangga menjadi santapan penyela sebelum makanan utama siap. Sayang, tidak banyak sayuran yang bisa dinikmati. Bukan karena tidak ada, tapi karena orang sini enggan mencoba menanam sayuran. Tidak hanya itu, petualangan mendaki perbukitan dengan kemiringan yang cukup ekstrim juga bisa dinikmati.

Pulau ini memang kaya akan potensi. Sedikit sentuhan dan kemauan dari masyarakatnya, pulau ini akan menjadi benar-benar kaya.

Lipang, pulau mini yang panas dan sejuk menjadi satu.

Bagaimana rasanya?

Datanglah kemari dan kau kan merasakan sensasinya.... 


Cerita Lainnya

Lihat Semua