Nikmatnya Eskrim Buatan Sendiri

Muhammad Nur Rizki Oceano Puritanical 20 Mei 2017

Belakangan ini sekitar bulan April-Mei cuaca di Desa sangatlah terik, panasnya menyengat hingga membuat siang hari sepi tak banyak warga beraktivitas di luar. Anak-anakpun enggan keluar rumah kala terik, mereka menunggu sore untuk bermain. Hingga warga pun bergurau kalau ada dua matahari di Kelompok Desa Sukamaju ini.

Kondisi ini sebenarnya hampir sama dengan daerah asalku di Surabaya yang panas terik. Ada salah satu kebiasaanku ketika panas menyerang: Makan es krim. Rasanya langsung hilang panas yang ada di badan, digantikan dengan dingin dan lembut es krim di lidah. Sehingga terfikir olehku, Bisa tidak kita buat es krim disini?

Bagi anak-anak disini es krim adalah barang mewah yang hanya bisa didapatkan di Mansalong, pusat Kecamatan Lumbis yang jaraknya sekitar dua setengah jam perjalanan menggunakan ketinting. Namun bukan berarti mereka awam, hampir semua kompak berteriak jika es krim adalah salah satu makanan kesukaan mereka

Bermodalkan stik es krim, kertas, spidol warna, dan krayon, Aku mengajak Anak-anak di kelas 1B untuk membuat es krim. Mulanya aku memberi contoh beberapa model es krim, setelah itu kubiarkan anak-anak berkreasi membuat model dan rasa es krimnya sendiri. Merekapun bersemangat menghias es krim versinya sendiri.

Desen, ketua kelas 1B asyik menggambar lapisan warna di es krim miliknya. Mulai dari warna hijau, jingga, dan biru. “Punya Desen ini rasa apa es krimnya?” tanyaku, “Rasa melon, jeruk, sama rambutan pak !” jawabnya keras. Sementara salah satu muridku, Indah terlihat sibuk menukar spidol warnanya dengan teman lain. “Wah kayaknya enak, es krim punya Indah rasa apa ini?” ucapku. “Punyaku rasa pisang dan vanilla, tapi ada rasa jeruk sama stroberinya juga pak!” kata Indah. Desen, Indah dan teman-teman sekelasnya pun tak henti berpura-pura menjilat es krim kreasinya sendiri. Ternyata, es krim kertas ini sudah cukup membuat mereka bahagia ditengah cuaca yang terik. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua