info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Namanya dulu : "Alexis Pancenia Kone . . ."

Muhammad Hayatuddin 2 Maret 2014

seperti biasa , selepas sholat ashar anak – anak bertandang ke rumah. Dan sore itu kami sejenak kehabisan akal mau ngapain lah ya, buka laptop hmmmm bosen juga, menggambar? Sudah kemaren, jalan – jalan?suasana lagi mendung. Seketika salah satu dari kami mengambil buku yang menarik perhatianya, “ha ha pak, bapak yang mana neh?” dia menunjuk salah satu cover buku yang berjudul Negeri di Ujung Tanduk ( cover buku bergambar monkey dan tidak berniat untuk promosi kok :) ). Kontan semua anak berkumpul dan ketawa melihat gambar dengan melirik seolah mencari kemiripan dengan wajah saya. Ah anak-anak ini.

“Pak, penulis buku ini siapa pak? Cewek ya?”. “Nah yok coba tebak, cewek atau cowok?” ungkap kakak guru. seketika waktu 10 menit pun kami sepakati untuk membuat nama kesukaan/nama samaran. Pernah melihat anak – anak sedang mencoba menemukan sesuatu? ada yang kedip-kedip, menepuk-nepuk kepalanya dengan harapan muncul ide kreatifnya, ada yang mesti di rayu dulu supaya mau ikutan berfikir, itu yang terjadi di sore itu.

Sembari menunggu, “nama samaran itu biasanya di gunakan oleh penulis-penulis buku, yang disebut dengan nama pena” kakak guru menjelaskan.

Kakak guru terus menyoraki terkesan menjadikan kompetisi siapa yang paling cepat menemukan nama samaran itu. Dengan saling bersorak berebut mengungkapkan hasil pemikiranya anak – anak saling menetertawakan nama-nama mereka yang aneh bahkan super aneh. Alhasil dari beberapa nama yang diungkapkan disepakatilah nama-nama pena dari calon penulis ternama di Indonesia sebagai berikut :

  1. Alexis Pancenia Kone
  2. Hadi Nania
  3. Brahmania
  4. Lebakea Solatania
  5. Legendania
  6. Bingluania

*teman-teman tidak ada doa yang sederhana, semoga ini harapan mereka bisa menjadi penulis,kita doakan. Meskipun belum menulis gak papa ya namanya dulu, “meskipun suatu saat mereka punya jalan hidup lain semoga Allah ridho dengan pembelajaran kami sore itu, mereka ingat bahwa mereka sewaktu kecil dulu pernah mempunyai nama samaran, nama pena”.


Cerita Lainnya

Lihat Semua