Aku lebih suka, jika suatu tindakan baik itu dimulai dari usulnya anak-anak. Ya, inisiatif! Hehe, betapa bangganya ketika anak-anak mampu menginisiasi kegiatan tertentu.

Seperti beberapa waktu lalu, anak-anak menginisiasi kegiatan mengaji, kali ini anak-anak menginisiasi untuk sholat berjamaah setiap hari. Subhanallah, sholeh-sholeh sekali anak-anak ini.

Kala itu, seusai mengaji dua anak mengikutiku ke rumah. Mereka masih berpakaian muslim karena memang baru saje kelar mengaji.

Lalu Fahrul—kelas 2—bertanya padaku, “Pak guru sedikit lai sembahyang?” (Pak guru sebentar lagi sholat?).

“Iya, sholat maghrib tho.”Jawabku singkat.

“Beta lai ikut sholat e pak guru!”Timpal Fahrul.

“Beta lai pak guru!”(Saya juga pak guru) Sambung Hidayat cepat!

Aku memang lebih sering sholat Maghrib dan Isya di rumah saja. Selain mushola selalu gelap ketika malam, budaya jamaah sholat 5 waktu belum berjalan di kampungku. Sholat jamaah akan ada ketika bulan Ramadhan. Bahkan aku sudah libur beberapa kali sholat Jumat ketika di kampung, sedihnya...

Anak-anak yang cerdas!Pikirku dalam hati. Langsung saja aku bilang ke mereka, “Katong sholat di masjid sudah e!”

“iyo pak guru!”Jawab mereka serentak.

Hal ini diikuti anak-anak lain yang bermain di sekitar jalan menuju mushola. Beberapa bertanya, “Pak guru sholat?” kujawab singkat,“Iyo, ikut kah?” Maka mereka tertawa riang dan cepat-cepat mengambil perlengkapan sholat.

Alhamdulillah, yang tadinya hanya dua anak, kini dapat tambahan 3 cewek dan 1 cowok lagi.

Selesai sholat jamaah, Asafa dengan semangat bilang, “Pak guru, besok sholat lagi lai?”

Belum kujawab, dia kembali berkata, “Katong sholat tiap hari sudah pak guru!”

Aku tersenyum gembira, lalu kujawab OK!

Ada sesuatu yang berdesir di dalam dada, susah diungkapkan hanya cukup untuk dirasa. Ya Alloh, istiqomahkan kami untuk mendekat pada MU ya...

Alhamdulillah, tiap hari jamaah makin bertambah tanpa adanya pengumuman di sekolah. Bismillah, semoga istiqomah ya...