Sebuah 'Akal Bulus' (Para Penyelamat dari SD Inpres Urat)
Masdar Fahmi 9 Juni 2013Beberapa hari hujan di kampung membawa sedikit perubahan. Halaman sekolah menjadi Pecek (baca: becek) dan rerumputan menjadi subur. Daunnya su mulai lebat dan menjuntai kemana-mana, melambai-lambai pula, sepertinya sudah saatnya dipotong!
Terkadang setiap sabtu kami melakukan kerja bakti untuk merapihkan halaman sekolah. Anak-anak akrab dengan sebutan “cabut rumput”. Padahal jarang yang melakukan cabut rumput. Yang ada, ketika hari cabut rumput tiba, mereka beramai-ramai membawa parang! Ya, parang untuk po-tong-rum-put!
Tapi, belajar dari pengalaman, akhir-akhir ini kalau aku umumkan mau cabut rumput, entah kenapa anak-anak yang datang ke sekolah mengalami penurunan kuantitas. Makanya, lebih baik diam-diam saja kalau sudah saatnya kerja bakti. Agar tenaga yang datang cukup banyak dan halaman tergarap dengan mantab.
Sabtu itu, setelah baris rapih, masuk kelas dan berdoa, absen anak-anak, panggil satu-satu menabung, kami melakukan olah raga di luar kelas. Berbagai gerakan pemanasan sampai pendinginan kami lakukan bersama-sama. Agar menambah semangat anak-anak, biasanya kami selipkan yell-yell atau menyanyi bersama. Serunya lagi, kadang ada anak-anak yang inisiatif menghitung gerakannya pakai bahasa inggris. Hahaeeee... seru sekali dan menambah semangat senam sabtu ceria kita!
“Wan, trut, trit, for, faip, six, seven, eit...” Anak-anak serentak berteriak menghitung gerakan 2 kali delapan.
Selesai pendinginan, barulah “akal bulus” mulai kueksekusi. Mengajak anak-anak bermain, padahal ada tujuan terselubung : membuat rumput-rumput liar di halaman sekolah lenyap dari peraduannya!
“Oke anak-anak, sekarang pak guru ada sedikit permainan, siap untuk bermain?” Kataku sedikit berteriak agar suaraku terdengar hingga barisan belakang.
“Siaaaaap!!!” Jawab anak-anak serentak.
“Oke, Kita akan bermain jadi penyelamat!! Semua siap jadi para penyelamaat???” Kataku bersemangat.
“Siiiaaaapppp!!!” Jawab mereka serentak.
“Oke, semuanya baris dengan rapih, siaaaap graaak!!!” Aku menyiapkan barisan mereka yang sedikit berantakan dengan gaya latian-latian tentara. Mereka semua tampak mengikuti instruksi dengan semangat.
Aku membagi kelompok 3 banjar ke belakang. Aku namai mereka regu penyelamat satu, dua dan tiga.
“Oke, kalian adalah regu penyelamat. Penyelamat satu, dua dan tiga! Tugas kalian adalah menyelamatkan para korban yang berjatuhan di laut. Coba liat rumput-rumput di sekeliling kalian. Nah, mereka adalah orang-orang yang harus kalian selamatkan! Mengerti??” Aku memberikan komando layaknya seperti seorang komandan.
“Mengertiiiii!!!” Jawab mereka serentak.
“Oke, waktu kalian terbatas sampai hitungan 30. Selamatkan sebanyak-banyaknya sebelum waktu habis! Bawa korban ke tempat yang aman lalu kalian kembali ke kapal, kembali ke barisan! Siaaap??!!” Kataku lagi.
“Siaaap!!!” teriak mereka. Tampak sekali wajah mereka sudah tidak sabar.
“Nah, regu penyelamat pertama, kalian yang pertama! Ingat waktunya terbatas, selamatkan sebanyak-banyaknya dan bawa korban ke tempat yang aman!” Aku kembali mengulangi instruksi. “Oke siaap, mulaaaai!!!!” Aku mulai menghitung mundur.
Regu penyelamat satu langsung berhamburan mencari rumput-rumput yang sudah mulai tumbuh tak karuan. Sedangkan regu yang lain menunggu di kapal, di dalam barisan. Agar regu yang tak bertugas tetap diam di tempat, sebelumnya aku juga menyuruh mereka lomba jadi patung sampai 30 hitungan.
Anak-anak memang memiliki jiwa kompetisi yang besar. Semuanya terlihat ingin melakukan yang terbaik. Tak peduli baju mereka kotor atau tangan mereka harus penuh dengan tampiasan tanah.
Alhamdulillah, semuanya bersemangat dan bermain dengan riang.
Setelah semua dapat giliran, aku memberikan apresiasi dan tanda jasa berupa tepuk pintar dan pujian. Biarpun hanya penghargaan sederhana begini, anak-anak tetap senang.
Hahaaaaeee, Dunia anak memang dunia bermain ternyata. So, sebisa mungkin bermainnya mereka juga menjadi proses belajarnya mereka. Good, kalian memang juara!!! PBSK deh, Pak guru Bangga Sama Kalian!!! :)
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda