Sepilihan Kisah yang Bersafar

Liska Rahayu 8 September 2015

 

         Midid Namanya. Siswa kelas 3 sekolah kami. Anak paling super extra kinestetis dibanding lainnya. Jarang sekali meletakkan tasnya. Pun, jarang sekali duduk. Mungkin, beradu energi dengan temannya adalah kesehariannya. Ya..kelas kami selalu di warnai dengan tangis anak-anak kecil. Setelahnya, saya selalu meminta mereka saling meminta maaf dan berpelukan. Tak banyak yang melakukannya, karena mereka tidak terbiasa, tapi setidaknya belajar memaafkan adalah penanda bahwa ada rindu untuk saling tertawa dan bermain bersama.

      Midid namanya, saya belum bisa menangkap penuh apa yang ia katakan. setiap saya minta ia menulis, ia tidak mau. Ia belum bisa menulis, mungkin huruf-pun ia belum tahu. Tapi hari ini, betapa bahagianya saya, dan mungkin juga dengannya. Ia dengan tas setianya membawa bangku, duduk didepan papan tulis. Menulis. Ya..ia menulis. Walaupun 1 huruf-pun tidak ada yg bisa saya kenali. Tapi betapa bahgianya saya, karena ia berusaha. Saya tulis di bukunya huruf A sampai H, ia selesaikan dengan baik. Ia meminta saya menulis lagi, saya tulis I hingga Z, dengan goresan-goresan dan hapusan-hapusan tulisannya, ia menyelesaikan tugasnya untuk belajar menulis A-Z. Saya tersenyum, pun dengannya. Kami saling memandang dan tersenyum bersama. Belajarlah nak, karena aksaramu adalah pengetahuan yang bersafar.


Cerita Lainnya

Lihat Semua