Harmoko : Jiwa Subtil Penggerak Semesta

Liska Rahayu 8 September 2015

 

Harmoko, nama yang biasa aku panggil. Muridku di kelas 3. Dia yang di setiap awal menulis dibuku, selalu bertanya "ini bu? (Sambil menunjuk tulisannya)". Ya..Harmoko adalah salah satu muridku yang belum bisa menulis. Dia selalu bertanya dan mungkin memastikan bahwa dia sudah mulai bisa menulis huruf demi huruf. Hari ini, moko menyerahkan PR -nya padaku. ketika beberapa temannya yang lain berbahagia karena berhasil mendapatkan nilai sempurna, lain hal dengan moko, aku kembalikan PR-nya padanya karena ia hanya menyalin soal yang aku berikan. Aku memintanya untuk memberitahu ibu dan bapaknya untuk membantu mengerjakan PR y.

Ketika ku minta agar PR-nya di beritahu ke orangtuanya, dia tersenyum dan berkata " dek bedie jeme bu di rumah. Mutieg kawe ke kebun ( tidak ada org bu di rumah, petik kopi ke kebun)”

Sudah dari minggu lalu panen kopi di desaku di mulai. 1-3 jam perjalanan kaki menaiki dan menuruni bukit untuk sampai ke kebun kopi. Beberapa orang lebih memutuskan untuk tinggal di dangau (semacam rumah di tengah sawah/kebun) hingga panen kopi selesai. Pun begitu dengan orangtua moko, mereka memutuskan untuk tinggal di kebun. Menyisakan 2 orang anaknya, Moko dan adiknya yang kecil. Moko-pun bercerita, jika ditinggal ke kebun, ia yang menyalakan kayu bakar, menanak nasi di priuk hingga memasak lauk seadanya.

Moko, adalah 1 dari puluhan anak-anak di desa Danau gerak yang ketika musim kopi di mulai, mereka hanya tinggal dengan adik atau kakaknya dirumah. Moko, anak yang hari ini mengajarkanku bahwa hidup tak selalu tentang takdir, bahkan nadir. Ia yang setiap harinya mengajarkanku untuk tak malu dan selalu mau belajar menyimpul aksara huruf per huruf, kata per kata hingga ia bisa.  Selamat bertumbuh nak, jiwa-jiwa subtil penggerak semesta. Semoga engkau tumbuh dengan jiwa-jiwa baik didalamnya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua