Ibuku Pembohong
Jonathan Alfrendi 24 Desember 2017
Seorang ibu semasa hidupnya membuat banyak kebohongan.
Ketika makanan tinggal sedikit, ibu akan berkata kepada anaknya: "Cepatlah makan, ibu masih kenyang".
Tengah malam saat ibu sedang kurang enak badan dan sedang menjaga anaknya yang sedang sakit. Ibu akan berkata, "Tidurlah, nak.Ibu belum mengantuk".
Saat anak sudah sukses dan ingin memberikan uang pada ibunya. Ibunya akan berkata, "Tabunglah,nak. Ibu masih ada uang."
Saat anaknya memutuskan untuk menjadi Pengajar Muda (PM), memilih berjarak dengan ibunya selama setahun. Ibu rela menginzinkan meski batinnya belum siap, "Pergilah, nak. Ibu akan baik-baik saja."
Saat di desa nun jauh disana. Anaknya menelpon ibu untuk menanya kabarnya. Walau ibu sangat rindu, ia akan bilang, "Ibu baik-baik saja, nak. Jagalah kesehatanmu disana, jangan malas beribadah."
Itulah kebohongan terakhir yang akan diucap oleh ibu. Ibu tak peduli seberapa dewasanya kita, seberapa kayanya kita, dia akan menganggap kita sebagai anak kecil yang tak perlu mengkhawatirkannya.
Semoga setiap anak bisa menghargai setiap kebohongan ibunya. Dan saya percaya, meski kita sebagai PM memiliki orang tua asuh yang bisa buat kita nyaman.
Tapi ingatlah: di doa ibuku, namaku disebut.Ibu percayalah, di dalam doa kami, namamu kami sebut.
Selamat hari Ibu.
Selamat Natal Mama
Selamat Natal Papa.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda