Anak Belum Bisa Baca, Bukan Karna Bodoh
Jonathan Alfrendi 17 Desember 2017
"Kalau orang yang bekerja di laut disebut?", tanyaku saat membuka pelajaran dibawah pohon ketapang, di pagi tanggal dua belas desember itu.
Sebagian dari murid kelas empat diam. Melongo. Kemudian saya gemas. Kembali memperjelas pertanyaan tadi.
"Bosong, kalau liat orang pancing ikan dengan perahu, namanya apa?"
Sesaat kemudian. "Nelayan, pak," cetus suara dari seorang murid yang duduk di pojok kelas. "Nah, betuull... Ne-la-yan !" jawabku dengan perasaan senang.
Muridku itu bernama Ngewi. Ngewi seorang siswi yang berasal dari keluarga nelayan yang hidup seadanya. Seringkali Ngewi tak masuk sekolah karna ikut bapaknya pi laut. Kadang juga anak bungsu itu ikut melaut sehabis pulang sekolah, disaat teman-temannya sedang tidur siang.
Pola hidup demikian membuat dirinya jarang masuk sekolah. Tertinggal dalam pelajaran. Untuk membaca saja masih terbata-bata. Kebanyakan gurunya malah memaki, enggan mengajarinya. Orang tuanya hampir tidak punya waktu untuk menemaninya belajar. Kalaupun ada, orang tuanya hanya mengerti bahasa Sabu.
***
Pernah suatu kali, saat saya mengajar dikelasnya sebagai guru IPS. Ada keunikan dalam diri Ngewi. Memang ia sulit dalam membaca.
Tapi ketika saya membuat gambar rumah, mobil atau pemandangan desa di papan tulis, dari 29 siswa, hampir semua berkata: "Beta sonde bisa gambar, pak."
"Bisa. Bosong semua bisa menggambar. Coba buat sebisa kamu. Ikutin gambar yang bapak bua," jawabku dengan suara volume agak tinggi.
Kemudian saya berkeliling. Melihat cara mereka menggambar. Ada yang berusaha maksimal, ada yang malu-malu menutup hasil karyanya, bahkan ada juga yang tidak bisa sama sekali. Dan memang, kebanyakan gambarnya lucu-lucu.
Tibalah saya di meja Ngewi. Bocah berambut ikal langsung menutup bukunya.
"Loh, kenapa ditutup bukunya, pak guru mau lihat?"
"Malu, pak!"
Saya bujuk setengah mati, barulah Ngewi mau membukanya. Dan ketika saya melihat karyanya. Sungguh gambar saya pun kalah dibuatnya. Saya bercanda? Tidak saya sangat serius.
Gambar buatan Ngewi kemudian saya panjang di kelas. Seringkali saya membujuknya untuk terus menggambar, agar membangun rasa percaya dirinya.
Dan memang, kepintaran bukan hanya persoalan jago Calistung, dapat rangking, dan kuat dalam menghafal. Jago menggambar juga contoh anak cerdas, sebagaimana yang dibilang Horward Gardner.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda