Tunjuk Satu Titik
JarotWidiyono 25 Juni 2015
Selamat pagi,,,
Mungkin saat kalian membaca ini, di sana sedang pagi, siang, sore, bahkan malam.
Tapi saat aku memulai menulis di sini sedang pagi, aku tak meminta banyak hal dari kalian, cukup luangkan waktu kalian 5 menit saja untuk membaca tulisan ini. Bukan tentang hal hebat memang, aku hanya ingin menceritakan pada kalian, sebuah pertemuan dengan seorang anak kecil yang luar biasa. Pertemuan ini terjadi dihari pertamaku menginjakan kaki di bumi serasan sekundang, saat saya dan Pengajar Muda X Kabupaten Muara Enim menghadiri acara “Pisah Sambut Pengajar Muda VIII dan X” di balai agung serasan sekundang, komplek rumah dinas Bupati Muara Enim.
Dalam acara itulah untuk pertama kalinya saya bertemu dengan Candra irawan, siswa berusia 7 tahun yang sekarang duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 31 Lubai. Sekolah yang akan menjadi tempatku belajar setahun kedepan. Malam itu di depan Bupati Muara Enim dan ratusan tamu undangan yang hadir, candra menyampaikan sebuah pidato bertema “Kejujuran”. Dengan suaranya yang lantang, dan penuh percaya diri, serta kepolosan khas anak kecil. Candra memukau semua tamu, meski kepolosanya sesekali membuat tamu-tamu tertawa saat dia kesulitan mengucapkan kata yang sulit dieja. Tapi candra, yang notabene berasal dari daerah “Anak Desa”, yang jarak desanya dengan kabupaten begitu jauh, hingga harus ditempuh dengan waktu 6 sampai 8 jam perjalanan. Dia begitu berani dan percaya diri saat berpidato dihadapan begitu banyak tamu undangan.
Dan yang perlu kalian tahu, saat itu pula candra berhasil membuatku kembali mengingat masa-masa disaat duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar. Hingga tetiba muncul pertanya dalam pikiranku “apa yang sudah aku lalukan saat itu?”, “apa yang pantas untuk diceritakan dan ku banggakan?”.
Pada akhirnya setiap pertanyaan itu membuatku menyadari satu hal, tentang sebuah pernyataan yang lebih sering aku dengar selama dua bulan terakhir di camp pelatihan Pengajar Muda X, yang membuatku meneguhkan serta menguatkan niat disaat sulit. Pesan dari seorang Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sekaligus pendiri Gerakan Indonesia Mengajar;
“Tunjuklah satu titik di peta indonesia, selama ada anak yang tumbuh disana, masih ada harapan untuk masa depan INDONESIA”
- Anis Baswedan -
Candra adalah satu potret dari sekian banyak harapan untuk masa depan Indonesia, yang tumbuh di satu titik negeri ini. Selayaknya tunas yang siap untuk mekar, mari kita semai dengan kebaikan Pendidikan Indonesia. Aku bersyukur dihari pertamaku menginjakan kaki di bumi serasan sekundang, dipertemukan dengan mu yang mengajarkanku bayak hal.
Candra Irawan sampai jumpa di kelas kecil kita....
Tanjung Enim, Subuh 1 Ramadhan 1436 H
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda