info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Memaknai Keberlanjutan

JarotDwi Handoko 2 November 2015

Berbicara keberlanjutan sungguh sangat abstrak sekali karena kita tidak dapat mendefinisikan secara harfiah apa itu keberlanjutan. Bila berbicara tentang sebuah gerakan yang Indonesia Mengajar usung maka secara tidak langsung setiap orang akan berfikiran sebuah keberlanjutan adalah proses gerakan yang akan di inisai sendiri oleh setiap daerah yang masa kontaraknya sudah habis dengan Indonesia Mengajar. Namun saya berfikiran hal itu akan amat sangat berat karena berbicara gerakan mengajar maka tidak akan jauh dari persoalan financial dan lagi-lagi daerah sangat erat hubungannya dengan birokrasi yang amat sangat kaku dalam mengatur persoalan tersebut.

Memang sudah ada beberapa daerah yang mulai bermunculan menjawab persoalan ini dengan konsep-konsep gerakan mengajar yang disesuaikan dengan daerahnya masing-masing, karena memang setiap daerah menyadari bahwa tidak bisa menyamaratakan persoalan pendidikan dengan daerah lain.

Setelah melihat dan berfikir, memperdalam keadaan dilapangan saya memiliki pandangan lain terkait keberlanjutan, karena memang pada dasarnya saya menyadari bahwa Pengajar Muda hanyalah bagian kecil di setiap daerah karena aktor utama yang harus diberdayakan adalah aktor-aktor lokal yang akan terus berjuang di daerahnya masing-masing tanpa tenggat waktu. Sesuai dengan kata-kata yang dilontarkan oleh pendiri Gerakan Indoensia Mengajar Bapak Anis Baswedan “kelak para Pengajar Muda akan menemukan orang-orang hebat didaerahnya masing-masing yang bisa diberdayakan dan di beri kesempatan untuk turun tangan merawat pendidikan dengan baik”

Oleh sebab itu saya memiliki pandangan lain tentang keberlanjutan. Pada saat kami melakukan KKG dan MGMP di kecamatan Molumaru kami selalu berupaya pembicara utama harus dari pihak guru, karena memang kami sedang mulai memberikan pemahaman bahwa sudah bukan saatnya lagi PM yang harus mengurusi semua kegiatan pendidikan, tentunya kita sudah harus kolaborasi dengan aktor-aktor lokal yang bisa melanjutkan merawat pendidikan di daerahnya masing-masing (keberlanjutan).

Setelah yakin bahwa KKG dan MGMP akan di isi oleh seorang pembicara utama yang berasal dari Molumaru yaitu Kepala Sekolah SMA 1 Molumaru Bapak Yance Sabono, S.Pd kami lumayan lega karena kolaborasi dengan aktor lokal bisa berjalan. Setelah KKG dan MGMP di mulai kami baru disadarkan bahwa kami menemukan aktor lokal yang sangat luar biasa, ternyata kemampuan Bapak Yance Sabono di atas rata-rata bahkan bisa kami bilang beliau adalah orang top tingkat Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Di saat guru-guru tidak mengerti soal Silabus dan RPP bapak Yan (panggilan akrab bapak Yance Sabono) sudah paham hinggga ke peraturannya yang di bahas dalam 8 Standar Nasional Sekolah, ketika guru-guru sulit membuat Prota dan Prosem bapak Yan bisa menggambalangkan semua tahapan apa saja yang harus di urus oleh setiap sekolah setiap tahunnya dan setiap semesternya, di mulai dari Kalender Akademiak, Prota, Prosem, Silabus, RPP, KKM, dan Analisis butir Soal (evaluasi), beliau dengan sigap menerangkan poin-poin tersebut secara runtut tanpa ada keraguan. Saya mulai kagum dengan kemampuan beliau karena sangat jarang ada guru yang memiliki kemampuan seperti beliau di kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Di sela-sela istrirahat saya selalu ngorbol dengan beliau membahas terkait jalannya acara dan beberapa pertanyaan yang sifatnya menggali pengalaman dan kemampuan beliau, ternyata memang benar beliau salah satu guru yang luar biasa. Jauh sebelum menjadi guru di MTB beliau adalah salah satu tim penyusun kurikulum KTSP untuk Provinsi Maluku, selain itu beliau juga tim penyusunan soal untuk Kurikulum 2013 Provinsi Maluku. Sebelum mengajar dan menjadi Kepala Sekolah di SMA Molumaru beliau pernah menjadi Kepala Sekolah pertama salah Satu SMK di Saumlaki, setelah itu beliau menjadi Kepala Sekolah di SMA Kormomolin.

Dalam karirnya beliau selalu menjadi guru yang membuka jalan karena ketika beliau ditempatkan di setiap sekolah dapat dipastikan sekolah tersebut tidak memiliki guru, akhirnya beliau harus mengajar lebih dari satu mata pelajaran dan hal itu yang membuat beliau harus belajar beberapa materi pelajaran lain selain Bahasa Indonesia sebagai  basic ilmunya. Bahkan saya sempat kaget ketika beliau berakata “sebenarnya beta su malu sekali deng bapak dije deng ibu tasya, karena su hampir lima tahun Indonesia Mengajar ada di Molumaru tapi katong seng bisa mandiri-mandiri, beta su pengen sekali gerak tanpa bantuan Pengajar Muda, beta baharap bisa lebih leluasa setelah beta diangkat jadi kepala Sekolah” (sebenarnya saya sangat malu pada bapak Dije dan ibu Tasya, karena sudah hampir lima tahun Indonesia Mengajar ada di Molumaru tapi kita tidak bisa mandiri-mandiri , saya sudah ingin sekali gerak tanpa bantuan Pengajar Muda, saya berharap bisa lebih leluasa setelah saya diangkat jadi kepala Sekolah).

Hal itu dibuktikan setelah acara KKG dan MGMP beliau langsung membuat gebrakan dengan memanggil seluruh orang tua wali murid SMA Molumaru untuk mendata ulang siswa-siswa yang sering bolos tidak mau sekolah, hal ini sangat baik karena memang di Kecamatan Molumaru anak yang tidak melanjutkan sekolah sangat banyak. Selain itu beliau menginisiasi adanya pembelajaran malam hari untuk mengejar materi atau kemampuan murid-murid yang kemampuannya masih di bawah rata-rata, beliau membuat tempat les-lesan di depan rumahnya dengan penerangan yang maksimal dan mejadwal seluruh guru SMA Molumaru untuk mengisi kelas malam.

Dari hasil obroalan dan juga penglihatan secara langsung tentang sepak terjang beliau sebagai guru sekaligus Kepala Sekolah saya seperti mendapat angin segar, ya bagaimana tidak saya disadarkan bahwa kecamatan kami sungguh-sungguh memiliki potensi. Setidaknya sudah ada guru hebat yang siap membimbing guru-guru yang lain untuk merawat pendidikan secara lebih baik. Saya yakin beliau amat sangat murah ilmu karena ternyata banyak sekali guru-guru SD yang sering konsultasi dengan beliau membahas berbagai persoalan di Kelas atau pengajaran dan beliau dengan senang hati berbagai dengan guru-guru lain.

Akhirnya saya menemukan cikal bakal keberlanjutan yang sesuai dengan statmen bapak Anis Baswedan “kelak kalian akan menemukan orang-orang hebat yang ada di daerah kalian masing-masing”. Ya saya sudah menemukannya, dengan coaching-coaching tipis saya sering berbincang dengan beliau agar proses perbaikan pendidikan di kecamata Molumaru ini tetap berjalan dan selalu di bahas agar tumbuh solusi-solusi yang bisa mengatasi masalah pendidikan di Kecamatan kita ini. Aroma keberlanjutan sudah bisa tercium secara jelas.


Cerita Lainnya

Lihat Semua