info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Kelas "Cerita Rakyat"

JarotDwi Handoko 8 Februari 2016

Saya terus berfikir, apa yang tidak lekang oleh waktu, saya kira semua hal pasti lekang oleh waktu baik dari umur, pekerjaan bahkan pengabdian sekalipun, namun saya harus memiliki sebuah peninggalan yang semoga bertahan hingga lama, meskipun kelak akan lekang juga oleh waktu tetapi setidaknya itu bertahan dalam waktu yang lama.

Di suatu malam ketika asyik berselancar di dunia internet (kebetulan sedang berada di pusat Kabupaten) saya mencari dongeng, “sesekali saya akan berdongeng di depan kelas untuk murid-murid kesayangan saya” batin saya sambil mencari halaman demi halaman di mesin pencari yang tidak asing lagi google. Akhirnya saya menemukan beberapa list diantaranya ada cerita rakyat, saya berfikiran cerita rakyat asik juga, mulai tertarik mencari cerita rakyat akhirnya saya menemukan beberapa list yang menampilkan cerita rakyat. Mulai dari cerita rakyat suku Dayak, cerita rakyat masyarakat Bangka Belitung, hingga cerita rakyat orang-orang sumatra utara, tentunya Jawa tidak kalah juga.

Saya berfikir “kira-kira ada cerita rakyat Tanimbar engga ya” langung memijat-mijat keyboard untuk mengetikan cerita rakyat Tanimbar namun sayang hasilnya tidak ada, list google tidak mampu menampilkan, yang ada cerita rakyat Maluku Utara dan Ambon. Ah akhirnya setelah menyalin beberapa dongeng dan cerita rakyat untuk bekal di kelas nanti saya berfikir ini project bukan, setahu saya desa saya sangat kaya akan adat, tentunya bila kaya akan adat maka sudah barang tentu memiliki cerita unik. “saya akan mengadakan kelas cerita rakyat untuk murid-murid saya, pengisinya adalah tetua adat desa kami”

Sambil berlalu berjalan menunju rumah saya berfikir, “sepertinya cerita tidak akan lekang oleh waktu deh” sejenak berfikir kembali, “iya, cerita akan abadi bila cerita itu terus di sampaikan kepada anak cucu kita sehingga, cerita itu tidak akan hilang” saya berjalan menuju rumah dengan hati sumringah karena saya punya tugas nanti ketika kembali kedesa saya akan mengadakan kelas cerita rakyat dan saya akan mengumpulkannya menjadi kumpulan cerita rakyat desa kami.

Datanglah waktu itu, hari Sabtu 14 November 2015 saya meminta Bapak Sua Lanith sebagai salah satu tetua adat di desa kami untuk mengisi jam pengembangan diri untuk bercerita, beliau bercerita di hadapan kelas 4, 5 dan 6. Bapak Sua bercerita selama kurang lebih dua jam pelajaran, beliau cerita tentang asal mula adanya desa Adodo Molu, dan marga atau Soa yang pertama mendiami desa Adodo Molu (ceritanya kelak akan saya posting).

Sebelum beliau bercerita, beliau menceritakan kondisi keadaan jaman dahulu dengan jaman sekarang, sehingga beliau berpesan kepada anak-anak agar bisa belajar dengan baik karena kondisi sekarang sudah lebih baik dan lebih enak di banding kondisi jaman bapak Sua sekolah, karena jaman dahulu beliau sekolah tidak di gedung sekolah melainkan di amben bentukan masyarakat, dan gurunya pun sangat sedikit berbeda dengan saat ini yang sudah lengkap.

Langsung beliau bercerita dengan rinci dan pelan-pelan, mungkin beliau sadar yang sedang mendengarkan ceritnya adalah anak SD yang daya tangkapnya berbeda dengan orang dewasa kebanyakan. Tidak lupa saya sebagai pendengar mencatat beberapa poin yang penting karena ini ilmu juga buat saya, tentunya apa yang beliau sampaikan adalah sejarah dan project buat saya untuk mengumpulkan beberapa cerita-cerita rakyat untuk dijadikan satu.

Di akhir cerita setelah di tutup bapak Sua berpesan bila Bapak Dije (nama panggilan saya di penempatan) hendak mendengar cerita lain nanti bisa main-main ke rumah biar katong bisa leluasa dan santai, katong sambil ngobrol-ngobrol, “siap bapak” singkat saya. Dalam hati akhirnya saya bisa mendapat tiket untuk membongkar semua cerita-cerita rakyat yang terjadi dahulu kala untuk saya dokumentasikan menjadi sebuah kumpulan cerita rakyat yang dapat diceritakan kepada anak cucu kita kelak.

Terimakasih bapak, semoga apa yang saya rencanakan bisa terlaksana dan baik adanya.

Jarot Dwi Handoko, Pengajar Muda SDK Adodo Molu, Maluku Tenggara Barat


Cerita Lainnya

Lihat Semua