[Akhirnyaaaaa..........] KKG lagi

JarotDwi Handoko 31 Oktober 2015

Kelompok Kerja Guru (KKG) selayaknya dilaksanakan rutin setiap semester dan di waktu liburan. Biasanya dalam KKG guru-guru duduk bersama berdiskusi dan bermunsyawarah membahas terkait Prota (Program Tahunan), Prosem (Program Semester), KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan lain sebagainya.

Bila di Jawa dengan segala fasilitas dan akses yang mudah mungkin forum ini akan rutin dilaksanakan setiap libur semster, namun untuk Indoensia Bagian Timur nanti dulu, kita harus berfikir lagi terkait forum ini. persoalan akses medan dan juta SDM masih menjadi kendala utama, KKG yang seharusnya dilaksanakan rutin bisa saja terkendala beberapa persoalan mulai dari jauhnya akses antara satu sekolah dengan sekolah lain, sedikitnya sekolah, atau SDM (guru) hingga pihak birokrasi semisal tidak adanya pengawas sekolah hingga UPTBS (Unit Pelayanan Terpadu Berbasis Sekolah).

Inilah persoalan yang terjadi di Kecamatan kami Molu Maru Kabupaten Maluku Tenggara Barat, persoalan yang terjadi adalah persoalan birokrasi. Sampai dengan saat ini sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Molu Maru dapat dikatakan tidak memiliki pengawas dan juga UPTBS, karena setiap Pengawas dan UPTBS yang di pilih selalu bermasalah, mulai dari tidak aktif tutun ke lapangan hingga memundurkan diri. Hal ini hanya satu alasannya karena Kecamatan Molu Maru adalah Kecamatan paling jauh dan akses transportasi yang sulit sehingga banyak sekali pegawai Negeri yang enggan di tugaskan di Kecamatan kami.

Karena persoalan ini lah yang bertindak selaku penanggung jawab adalah pihak Kecamatan (Camat). Dahulu kala ketika pengajar muda di tahun pertama dan kedua KKG, MGMP, dan K3S berjalan dengan baik karena bapak Camat pada saat itu sangat konsern di bidang pendidikan sehingga beliau yang menggagas program ini. Namun di tahun 2012 terjadi pergantian Camat dan Kecamatan mulai kurang perhatian terhadap bidang pendidikan sehingga mulai dari tahun 2012 program rutin yang mulai di gagas pada tahun 2010 ini tidak pernah terselenggara lagi, sehingga sekolah berjalan tanpa ada persamaan persepsi antara sekolah satu dengan yang lainnya karena tidak ada forum guru yang mempertmukan mereka dalam satu kegiatan.

Pengajar muda tahun ke tiga dan ke empat mulai menggagas kembali namun selalu gagal dengan alasan tidak ada anggaran dari Kecamatan dan Kecamatan ingin forum KKG ada asalkan acaranya besar tidak asal ada sehingga sulit sekali direalisasikan dengan anggaran yang pas-pasan. Mencoba melalu kekuatan guru karena guru-guru yang selalu minta kepada Pengajar Muda agar KKG dan MGMP dilaksanakan, pengajar muda mulai meng-couching guru-guru terutama kepala sekolah untuk mengadakan KKG dan MGMP kembali namun pihak Kecamatan tetap enggan dan birokrasi selalu sulit guru-guru tidak berani membuat dobrakan karena setiap berhadapan dengan Camat selalu irit dalam berbicara. Akhirnya hingga pengajar muda tahun ke empat KKG dan MGMP Kecamatan Molu Maru belum terlaksana kembali.

Ketika kami (Pengajar Muda tahun ke 5) datang di kecamatan ini pekerjaan rumah yang pertama adalah terselanggaranya KKG dan MGMP Kecamatan Molu Maru, sehingga segala hal nya sudah kami persiapkan agar ketika bernegosiasi dengan pihak Kecamatan semuanya berjalan dengan mulus, selain itu guru-guru hampir seluruhnya memberikan harapan kepada Pengajar Muda untuk membujuk pihak kecamatan agar memberikan izin untuk adanya forum KKG ini.

Akhirnya oment itu tiba ketika kami mendapat kesempatan bertemu dengan bapak Camat untuk yang pertam kalinya akhirnya persoalan yang kami bicarakan adalah persoalan KKG untuk semster ini dengan desakan tersebut akhirnya bapak Camat tidak bisa berelak lagi dan akan berjanji akan membahasnya dengan pihak Kecamatan. Selidik punya selidik Sekertaris Camat yang baru adalah mantan kepala bidang perencanaan di Dinas Pendidikan sehingga beliau sangat mendukung progrma ini. tidak lama kemudian di moment perayaan 17 agustusan kami (Pengajar Muda) di kecamatan Molu Maru di undang Bapak Camat untuk mendisain agenda KKG dan MGMP yang di agendakan dilaksanan di minggu kedua bulan September 2015.

Akhirnya Kepala Sekolah sepakat KKG akan dilaksanakan di Desa Wadankou dengan anggran dari iuran setiap sekolah dengan nominal Rp 2.000.000, di rapat terakhir dengan pihak kecamatan terjadi persoalan, beberapa sekolah belum memberikan dana iuran sehingga ada kesan Bapak Camat akan membatalkan agenda ini, di tambah Bapak Camat ingin acara KKG dan MGM di isi oleh pembicara dari Dinas sedangkan melihat waktu dan kondisi keuangan itu tidak memungkinkan. Sejauh ini kami Pengajar Muda mendisain pembicara yang kami pilih adalah Kepala Sekolah SMA Molu Maru karena beliau memiliki pengalaman yang lebih di banding guru-guru lain selain itu beliau adalah tim Kurikulum KTSP Provinsi Maluku sehingga kami menganggap beliau kapasitas beliau lebih dari cukup untuk mengisi kegiatan KKG dan MGMP yang akan kami fokuskan pada pembahasan Prota, Prosem, KKM, dan juga analisis butir soal.

Pada saat rapat yang buntu dan penuh dengan tanda tanya akhirnya saya mulai mengambil alih rapat karena melihat kondisi guru-guru yang mulai tidak bersuara dan terkesan pasrah dan agenda ini pasti akan di batalkan. Akhirnya saya dengan lantang menyampaikan kepada Bapak Camat terkait KKG dan MGMP sesuai dengan aturan dan menguatkan kembali bahwa ini kembali kepada guru-guru agar mereka menyadari bahwa forum ini adalah forum mereka sehingga mereka harus andil besar didalamnya. Dengan desakan tersebut akhirnya Bapak Camat menyetujui adanya KKG dan MGM yang akan dilaksanakan pada tanggal 21-23 September 2015.


Cerita Lainnya

Lihat Semua