Pahlawan Belang - Belang

Ikhsan Abdusyakur 10 November 2011

10 November, hari keenam aku menjejakkan kaki di tanah Belang – belang, bersamaan dengan hari peringatan tentang arti kepahlawanan di Indonesia, pada hari ini pula menjadi hari kedua ku mengajar di SD Belang Belang.

Malam sebelumnya saya niatkan untuk menanyakan kegiatan upacara dalam rangka hari pahlawan kepada ppemangku kepentingan sekolah, setelah berbicara dengan kepala sekolah , komite sekolah, dan juga bebeapa Guru (baca : Pak azhar) tak disangka semua lupa tentang hari peringatan tersebut yang jatuh pada esok hari, tanpa pikir panjang serempak kita setuju untuk mempersiapkan kegiatan upacara esok hri di SD Belang – belang. Pak Azhar selaku penanggung jawab kegiatan upacara sebelum sebelumnya, mengaku masih menyimpan perlengkapan upacara seperti teks protokol, pembukaan UUD 45 dan teks pancasila di lemari sekolah, namun kenyataannya setelah kami pastikan kembali datang ke sekolah malam hari berbekal senter tangan saja, semua perlengkapan tersebut telah hilang. Akhirnya kami persiapkan kembali mengetik ulang dan mencetaknya kembali.

Pagi – pagi sekali, kerumunan anak nampak sudah ramai berbondong pergi kesekolah dengan pakaian seragam lengkap upacara, upacara tidak seperti kebanyakan murid SD di tempat – tempat yang pernah saya ketahui, merupakan hal yang istimewa bagi SD Belang – Belang, maklum hal ini baru dimulai pertama kali oleh Pengajar Muda sebelumnya di Desa tersebut, menjadi hal yang menarik melihat anak – anak justru mendambakan adanya pengibaran bendera merah putih di sekolah, jika diingat saya sendiri dulu mungkin pernah merasakan kejenuhan berupacara di setiap hari senin.

Sudah sepatutnya dan tidak bisa kita salahkan keadaan di sD Belang – Belang, dengan berbekal latihan seadaanya, kegiatan upacara belum berlangsung sebagaimana mestinya, perangkat upacara yang tidak berpakaian lengkap (tidak bersepatu), baris – berbaris yang berantakan, bahkan menyanyikan lagu Indonesia Raya pun SD Belang – Belang seperti memiliki aransemen baru yang tidak pernah saya dengar. Lucu dan unik, tetapi bagi saya melihat upacaara di SD Belang- belang bermakna lebih dalam untuk kali pertama bagi saya.

Pahlawan Belang – Belang ini memang belum berbuat banyak untuk bangsa Indonesia, masih jauh untuk dibandingkan dengan pahlawan kemerdekaan di zaman kemerdekaan dahulu,  tetapi pahlawan kemerdekaan tentu akan sangat berbangga melihat usaha yang tidak berngsur sia – sia, di pelosok negri desa Belang – Belang kepulauan bacan, Halmahera selatan , masih berdiri tegak puluhan anak bangsa yang cinta tanah air dan itu melekat di hati mereka, “tunggu kami Indonesia”, terpancar dari sinar mata Pahlawan kecil Belang – Belang dalam penghormatannya kepada Sang Merah Putih.


Cerita Lainnya

Lihat Semua