info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

GIM, Siapa Percaya Pohon Tidak Terbatas?

HerdhanuJayanto 10 Juli 2015

Setahun itu waktu yang amat sangat, sangat, sangat luamaaa...

Yap, setidaknya itu yang saya pikirkan sebelum dan saat mendaftar menjadi Pengajar Muda. Bahkan hingga proses menjadi Pengajar Muda dan awal menjalani hidup sebagai Pengajar Muda. Bagaimana rasanya? Rasakanlah sendiri saat menjadi PM kawan, haha (evil laugh)....

Yang pastinya, saat terjun ke dalam keberasaan memiliki ‘lokasi penempatan’ beserta sejuta tantangannya, dipikir-pikir, ternyata setahun adalah waktu yang akan sangat singkat dan akan tak berasa. Kepala ini serasa penuh. Semua terisi timeline dan ide-ide, entah realistis, entah strategis atau tidak. Jika dipikirkan sendiri, serasa ada hutan di dalam kepala seperti lagu Walkenmut & Emma Louise, My Head is a Jungle.

Sejuta tantangan yang perlu dihadapi, yes, memang hanya ‘perlu’, bukan ‘harus’. Meminjam kata-kata dari salah satu anggota tim kami, “PM bukanlah problem solver,” tidaklah sepenuhnya salah jikalau dikatakan seperti itu, ternyata. Memiliki prioritas dan strategi adalah cara cerdas dalam bekerja. Namun, bagaimana dengan kesinambungan?

Kesinambungan, satu hal lagi yang membuat kompleksitas bertambah. Kerempongan kalau kata orang Betawi.

Apa yang akan terjadi setelah PM meninggalkan lokasi penempatan?

Apakah anak-anak yang kita ajar akan ada jaminan melanjutkan sekolah sampai tinggi?

Apakah sekolah tinggi menjamin kehidupan yang lebih baik?

Menggerakan segala pihak untuk turun tangan dan gotong royong dalam pendidikan, itulah cita-cita Gerakan Indonesia Mengajar (GIM). Berkesinambungan atas rasa dan berasa untuk repot demi bangsa. Contohlah Halmahera Selatan, contohlah Rote, contohlah Bima, contohlah Tulang Bawang Barat. Ini bukan tentang monumen siapa atau monumen angkatan siapa, tapi tentang mendayagunakan segala kesempatan, sumber daya dan pemikiran kita. Yang akan sangat berat jika dilakukan hanya sendirian.

Saya ada untuk Bawean. Bawean masih menyimpan sejuta permasalahan, mulai dari kultur merantau menjadi TKI diumur sekolah, kualitas SDM rendah, sosial-ekonomi-lingkungan semuanya bersumber dari rendahnya minat dan usaha menjadi orang terdidik, secara umum (Baca Tersier oleh Danang Aditya Nizar). Perlu diketahui bahwa aktor lokal masih dapat dihitung dengan jari disini, namun tetap ada sejuta potensi dan dukungan komunitas di kabupaten, sebenarnya. Bagaimana cara kami berenam membangun kesinambungan? Apakah hanya berakhir mengajar dan menjalankan rutinitas tahunan?

Meninggalkan sesuatu, tidak harus berbentuk nyata, tapi membuat seorang anak bisa baca tulis juga merupakan peninggalan yang berharga,” kata salah satu anggota dalam rapat tim. Sulit dipercaya memang, tapi adalah hal yang perlu diresapi dan dipercaya. Mungkin saja satu orang anak akan menjadi cendikiawan Bawean. Mungkin saja satu orang ini akan menjadi pendorong sejati Bawean. Mungkin saja satu orang itu akan menjadi pemimpin dunia. Sangat amat mungkin! Karena sama seperti pada halnya keraguan dan kecemasan, keoptimisan memiliki nilai dan kedudukan yang sama. Kita sebenarnya tahu dan saya ingin mempercayai itu!

...barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya....”-QS Al Maa-idah: 32.

Satu ayat, telah dijanjikan, sesuai; pohon tidak terbatas. Amal jariyah. Untuk apa keraguan jika keutamaan telah dijanjikan walau hanya dari satu anak terdidik akan mencetak anak terdidik lainnya, begitupun rantai terus bersambung. Yap, pohon tidak terbatas.

Mengutip kata-kata dalam film Life of Pi, God has come with his way – tidak peduli kecemasan dan keresahan yang muncul, selama kita percaya melakukan hal baik yang terbaik, semua sudah dijanjikan, tugas kita hanyalah ikhtiar dan tawakal. :)

Itulah yang saya sebut sebagai perubahan yang sebenarnya! GIM sebagai pohon tidak terbatas untuk menyebarkan kebaikan, apalagi yang kamu ragukan ketika niat dan usahamu sudah lurus? ;)

 

With love,

Saramba, 9 Juli 2015


Cerita Lainnya

Lihat Semua