Hari Ini Farel Menangis
Handri Pratama 4 Agustus 2017“Pak.. Pak.. Farel nangis Pak.” Teriak anak-anak siang itu.
“Sudah sudah, ayo sekarang waktunya istirahat, semuanya boleh keluar.” Ujarku menenangkan kelas.
Lalu kuhampiri Farel dan bertanya, “Kamu kenapa? Kan senang waktu lomba, kok sekarang menangis?”
“Tidak apa-apa pak, cuma sedih tadi tidak jadi juara padahal saya sudah hafal semuanya cuma tadi hilang kertasnya pak” katanya.
Siang itu adalah mata pelajaran IPA, anak-anak kelas 4 sedang mempelajari rangka manusia. Satu minggu lalu saya diprotes anak-anak karena mereka kesulitan memahami susunan rangka manusia karena saking jumlahnya yang banyak. Kuputuskan minggu selanjutnya untuk menjadikan materi ini lebih menarik dengan permainan. Setiap anak harus menempelkan keterangan nama tulang di badan teman nya. Lalu, anak-anak ini saya bagi dalam tim yang berbeda untuk berlomba memasangkan keterangan tulang ke badan temannya kembali. Tim yang memasangkan keterangan paling cepat dan tepat ia akan menjadi juara. Kelas berjalan lancar dan diakhir permainan tim Farel dinobatkan menjadi juara 3.
Tapi karena permainan itu Farel pun menangis. Farel adalah murid pindahan dari kabupaten, Farel merupakan muridku yang paling dewasa menurut pengamatanku. Farel bukanlah murid yang sangat cemerlang di bidang akademik. Berdasarkan cerita guru-guru, Farel pernah hampir tinggal kelas dan untuk ukuran anak kelas 4 SD, Farel pun masih belum lancar membaca dan masih bingung dengan soal penjumlahan dan pengurangan. Tapi anak ini begitu istimewa, semangat nya memberikan saya semangat lebih lagi. Pagi-pagi Farel harus berangkat sekolah. jika anak-anak lain berasal dari desa Parudongka, Farel tinggal didesa sebelah yang mengharuskan ia untuk berangkat lebih pagi dari teman-temannya. Farel berangkat bersama ibunya yang merupakan penjual di kantin sekolah kami. Setiap istirahat selalu kulihat Farel membantu ibu nya berjualan sembari menjaga adiknya yang masih berumur 3 tahun. Farel pun tak protes ketika kuminta untuk pulang lebih akhir dibanding yang lain, karena ia tinggal di desa sebelah yang jauh, kuputuskan untuk memberikan ia les sepulang sekolah. Menurut cerita ibu nya juga, semangat belajar Farel meningkat akhir-akhir ini, ia lebih sering membaca dirumah.
Tangisan Farel hari ini mungkin pertanda bahwa anak ini semakin semangat belajar, semakin termotivasi untuk menjadi yang terbaik, semakin malu jika gagal. Tangisan farel hari ini adalah tangisan semangat. Hari ini farel boleh menangis tapi saya yang tersenyum didalam hati. Teruslah menangis Rel, jika itu akan membuatmu lebih baik lagi dari kemarin.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda