Hari Ini, Aku Belajar Darimu Kawan

Gilar Cahya Nirmaya 15 Oktober 2012

 

Hai kawan,

Tahukah kamu, aku malu padamu.

Ya, aku malu..di saat di desaku aku makan sehari 3x dengan porsi yang sangat tercukupi, namun kadang kala hati ini sering membatin, “kapan ya aku makan tidak bertemu dengan ikan lagi (karena mayoritas penduduk desaku adalah nelayan), pagi-siang-malam lauknya ikan lagi”. Sementara hanya terpisah 2 jam dariku, dirimu sedang menghitung bagaimana caranya supaya setengah ember kecil beras yang ada bisa mencukupi kebutuhan makanmu selama sebulan, bagaimana ikan keramba mena (ikan kecil seperti ikan teri), satu-satunya lauk yang kamu punya di rumahmu, bisa cukup untuk sebulan hingga akhirnya harus kau jatah: setiap kali makan hanya boleh makan 4 biji ikan keramba mena.

Aku malu..di saat aku hendak pergi maupun kembali ke desa, terkadang muncul ucapan di hati ini, “Duh, kenapa sampannya lama sekali sih berangkatnya? Sudah sejam di atas sampan tapi penambang (sebutan bagi orang yang membawa sampan) tidak juga segera menjalankan sampannya”. Lamanya menunggu sampan berangkat bagiku adalah hal yang menjengkelkan karena membuat waktuku menjadi tidak efektif. Namun dirimu kawan, untuk kembali ke desamu, naik motor dengan lampu motor yang sudah rusak, malam-malam, sendirian, di tengah kegelapan hutan pun tidak kau keluhkan. Ahh, betapa malunya aku yang hanya naik sampan selama 10 menit tapi terkadang berkeluh kesah.

Aku malu..mengakui terkadang rasa malas menghinggapi. Ya, aku bukan dewi ataupun manusia sempurna. Rasa lelah yang terkadang kurasakan membuat pikiran malas untuk memberikan les kadang menghampiri diri ini, atau menjadi kurang bersemangat dalam mengajar kepada murid-muridku. Ketika kau bercerita padaku mengenai masalah yang kau alami, sedihnya perasaanmu ketika sekolahmu harus direnovasi total sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolahmu dihentikan untuk sementara, atau ketika kau kesulitan mencari tempat untuk kau dan murid-muridmu mengadakan les karena tidak diizinkan mengadakan les di rumah hostfammu, rasanya aku menjadi sangat malu. Hostfamku selalu membuka pintu rumahnya untuk murid-muridku yang ingin belajar, bahkan terkadang Umi (Ibu), walaupun sudah tua namun tetap semangat ikut membantuku mengajar les membaca kepada murid-muridku.

Duhai Rabb, aku malu kepada teman-temanku, aku malu kepada-Mu. Pengalaman teman-temanku adalah teguran yang sangat halus dari diri-Mu. Betapa aku harus banyak-banyak bersyukur dan menyadari  karunia-Mu di antara peliknya masalah yang terjadi. Pantaslah, jika Engkau berfirman, “Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

 

Rumah Umi Asma di Bajo Pulo

Pukul 00.18 wita

 

 

*Tulisan ini dibuat setelah saya dan teman-teman Tim Pengajar Muda Bima melakukan pertemuan bulanan *


Cerita Lainnya

Lihat Semua