Melirik Keunikan Bahasa Palembang dan Sekayu

Fini Rayi Arifiyani 29 Juni 2012

“Bu Pini, di sini, ndak kate lue-gue[1]. Adanya bahasa daerah, ” kata seorang guru ketika kami pulang melayat. Sontak saya menanggapi dengan antusias, “Ya, Bu!” Desa ini akan tetap indah dengan bahasa daerahnya.

Sungguh tidak indah jika semua wilayah Indonesia berbahasa Jakarta (bahasa Betawi yang pada perkembangannya memang sering menjadi ragam informal (nonbaku) bahasa Indonesia). Jadi ingat cerita dosen saya ketika beliau pergi ke daerah Sulawesi, menemukan anak-anaknya berbahasa Jakarta. Menurut beliau, Indonesia menjadi indah dengan keberagaman bahasanya. Ya... bahasa daerah itu harus tetap ada, bahasa Indonesia itu bahasa persatuan.

Sebelum penempatan, saya sempat bingung mencari kekhasan Sumatra Selatan. Peta Sumsel dicermati, namun tidak ada yang khas. Rumah adat dan pakaian daerahnya terlihat sama dengan Padang atau daerah lainnya. Intinya, saya belum menemukan kekhasannya hingga akhirnya saya menemukan kekhasan itu setelah mengobrol dengan Fikar, Koordinator Sriwijaya Menyala. Benar kata Fikar, Sumsel ini memiliki banyak rumah adat dan pakaian daerah. Ini terbukti ketika saya dan teman-teman PM berkunjung ke Dinas Kebudayaan dan Olahraga Muba. Untuk Muba saja, setiap desa memiliki pakaian daerah yang berbeda. Menarik!

Menariknya daerah ini tidak hanya tentang rumah adat dan pakaian daerah, tetapi juga bahasanya. Baru sehari menginjak kaki di Palembang, tersungguhkan informasi bahwa bahasa Palembang dan Sekayu (kota kabupaten Musi Banyuasin) itu berbeda. Dalam bahasa Palembang, umumnya akhiran kata berfonem [o], misalnya Apo dio?. Bahasa Sekayu? Mirip bahasa Jakarta. Dalam bahasa Sekayu, umumnya akhiran kata berfonem [e], misalnya Ape die?.

Saya jadi bertanya-tanya, Mungkinkah bahasa Sekayu memiliki keterkaitan dengan bahasa Jakarta? Apakah bahasa Jakarta memiliki pengaruh pada bahasa Sekayu?Apa bahasa Sekayu memiliki akar bahasa yang sama dengan bahasa Jakarta? Benarkah kedua bahasa itu berbeda atau hanya berbeda dialek, bukan bahasa seperti yang dikatakan selama ini? Pertanyaan-pertanyaan itu membuat saya tidak hanya ingin melirik keunikan bahasa Palembang dan Sekayu, tetapi juga menyelaminya. Mungkin jika belum ada peta bahasa Palembang dan Sekayu, suatu saat nanti... saya dapat membuat peta bahasanya[2].

[1] Tidak ada bahasa Jakarta (lue-gue)

[2]Peta bahasa adalah peta yg menggambarkan daerah penggunaan bahasa tertentu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua